GenPI.co - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) mengubah sistem promosi dan degradasi pelatnas yang memungkinkan atlet terdepak kapan saja.
Hal ini bisa terjadi apabila atlet bulu tangkis ini tidak menunjukkan performa maksimal, tanpa harus menunggu evaluasi berkala seperti sebelumnya.
Wakil Ketua Umum I PBSI Taufik Hidayat mengatakan sistem promosi dan degradasi baru ini untuk memastikan hanya atlet terbaik yang tetap berada di pelatnas.
"Jadi sistemnya tidak seperti dulu yang menunggu setahun untuk promosi dan degradasi. Sekarang bisa kapan saja. Kalau sudah diberikan banyak kesempatan bertanding tapi tidak ada hasil, buat apa dipertahankan? Lebih baik beri kesempatan kepada yang lebih potensial," kata Taufik, dikutip Sabtu (29/3).
Sebelumnya, sistem promosi dan degradasi dilakukan setiap 6 bulan hingga 1 tahun.
Akan tetapi, mulai tahun ini sistem ini diketatkan oleh PBSI.
Taufik menyebut keputusan ini bertujuan mempercepat regenerasi pemain.
Selain itu, sistem ini memberikan kesempatan bagi atlet muda berbakat tampil di turnamen internasional.
Menurut dia, evaluasi atlet akan berdasarkan hasil turnamen BWF dan multievent.
Adapun keputusan promosi dan degradasi tetap mempertimbangkan masukan dari tim pelatih serta data performa para atlet.
"Keputusan ini dibuat dengan pertimbangan matang dari pelatih teknik, fisik, dan semua data capaian atlet. Dengan sistem yang lebih fleksibel, regenerasi bisa berjalan lebih cepat," ungkap Taufik.
Dia berharap kebijakan ini mampu meningkatkan daya saing atlet Indonesia di level internasional.
Seperti diketahui, sepanjang musim 2025 pencapaian atlet PBSI tak maksimal.
Bahkan wakil Indonesia gagal mempertahankan gelar di BWF World Tour Super 1000 All England 2025.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News