GenPI.co - Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni mengaku tidak heran jika banyak klub Liga Indonesia yang mengalami kerugian besar.
“Tidak mengejutkan jika banyak klub profesional yang mengaku merugi. Bahkan kerugian operasionalnya bisa puluhan miliar rupiah per tahun,” kata pria yang akrab disapa Bung Kus itu dikutip dari Antara, Selasa (21/1).
Bung Kus melihat, anggaran yang harus disiapkan oleh klub tidak sebanding dengan keuntungan yang mereka dapatkan setiap tahunnya.
"Agar bisa mengikuti kompetisi profesional sekelas Liga 1, butuh anggaran di atas Rp 50 miliar per tahun. Sementara pemasukan klub mungkin antara Rp 25-50 miliar,” imbuhnya.
Salah satu contoh klub Liga 1 yang mengalami kerugian ialah PSIS Semarang milik PT Mahesa Jenar Semarang.
Klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar itu diketahui memiliki tanggungan operasional sebesar Rp 45 miliar selama dua tahun.
Berangkat dari hal tersebut, Bung Kus menilai jalan sepak bola Indonesia untuk dapat menjadi industri sepenuhnya masih panjang.
Lebih lanjut, Bung Kus melihat klub Indonesia memungkinkan untuk dikelola dengan anggaran yang lebih kecil.
Namun hal itu akan berdampak panjang, salah satunya ialah kemampuan klub untuk merekrut pemain berkualitas.
Jika dari segi pemain saja tidak berkualitas, maka sudah dipastikan klub akan mengalami kesulitan bersaing dengan para rival di kompetisi liga.
Buntutnya ialah manajemen klub akan mendapatkan tekanan dari para penggemar karena performa klub kesayangannya tidak maksimal.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News