GenPI.co - Ketua Umum PSSI Erick Thohir menganggap perbedaan pendapat soal naturalisasi adalah hal yang wajar.
"Saya rasa pada era demokrasi perbedaan pendapat itu dapat dimaklumi," ujar Erick Thohir dikutip dari Antara, Kamis (19/9).
Erick Thohir menyebut, kebijakan naturalisasi diambil lantaran PSSI dan pemerintah Indonesia memiliki target untuk memperbaiki prestasi sepak bola Indonesia.
Selain itu, dia menegaskan pula proses naturalisasi atau pewarganegaraan itu tidak melanggar aturan baik dari negara maupun Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA).
Pemain-pemain yang dinaturalisasi pun memiliki syarat utama yakni harus keturunan Indonesia.
Kebijakan ini diterapkan sejak juru taktik asal Korea Selatan Shin Tae-yong melatih Indonesia pada tahun 2019.
Sejauh ini, pada era Shin, hanya kiper Maarten Paes yang tidak memiliki darah Indonesia. Akan tetapi, nenek Paes lahir di Kediri, Jawa Timur.
"PSSI dan pemerintah ingin talenta terbaik bangsa Indonesia yang ada di luar negeri dapat memperkuat tim nasional Indonesia," tutur Erick.
Menteri BUMN itu melanjutkan, naturalisasi adalah hal yang lazim dilakukan di negara lain.
Misalnya, Italia yang menaturalisasi pemain Argentina Mateo Retegui untuk memperkuat timnas mereka.
Sebelum itu, timnas Italia juga pernah diperkuat pemain naturalisasi seperti Mauro Camoranesi dan Thiago Motta.
Timnas Spanyol juga pernah memiliki pemain naturalisasi dari Brasil seperti Diego Costa dan Marcos Senna.
"Sepak bola merupakan entitas global dan selalu terbuka dengan naturalisasi selama mengikuti aturan FIFA," kata Erick Thohir.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News