Pengamat Dukung Aturan Baru Liga Indonesia Tanpa Fans Lawan, Ini Alasannya

07 Juni 2023 17:20

GenPI.co - Pengamat sepak bola mendukung aturan baru kompetisi Liga Indonesia musim depan terkait larangan fans atau suporter tim tamu melakukan tandang ke stadion lawan.

Aturan tersebut dibuat oleh PT LIB selaku operator liga dan juga PSSI untuk mengantisipasi kerusuhan antar suporter.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan, pascatragedi Kanjuruhan Malang, persepak bolaan Indonesia masih dalam masa transisi dan pantauan FIFA.

BACA JUGA:  Diteriaki Monyet, Vinicius Jr Ngamuk ke Fans Rasis Valencia

Jika selama masa transisi kembali terjadi kerusuhan suporter, FIFA akan memberikan sanksi pada PSSI.

Pengamat Sepak Bola Nasional, Kesit Budi Handoyo mendukung langkah PSSI dan PT LIB pada musim kompetisi Liga Indonesia 2023/24 terkait larangan kehadiran suporter ke kandang lawannya.

BACA JUGA:  Erick Thohir Minta Fans Jangan Pusing Pikirkan Biaya Mendatangkan Argentina

Kesit berpendapat, kebijakan tersebut diambil demi keamanan, kelancaran dan kenyamanan bersama jalannya pertandingan, mengingat suporter Indonesia mudah sekali terjadi gesekan di lapangan saat bertemu membela tim kesayangannya masing-masing.

“Di sisi lain kami ingin mereka bisa hadir langsung agar bisa mendukung tim pujaan, membuat stadion lebih bergemuruh. Namun di sisi lain masih ada tahapan yang sepertinya harus dijalani PSSI terkait dengan kesiapan pihak keamanan dalam menjaga kelancaran dan kenyamanan tempat atau kota di mana pertandingan itu digelar,” ujar Kesit dari rilis yang diterima GenPI.co, Rabu (7/6).

BACA JUGA:  Lionel Messi Diejek Fans Sendiri Saat Melakoni Laga Terakhir untuk PSG

Kesit menambahkan, pelarangan tersebut juga sebagai bentuk mitigasi terhadap bentrok antar suporter yang kerap terjadi di lapangan.

Pasalnya pascatragedi Kanjuruhan, Indonesia saat ini masih dipantau FIFA yang siap menjatuhkan sanksi jika hal serupa terjadi kembali.

“Selain itu soal warning yang diberikan FIFA tentunya juga tak bisa diabaikan,” ucapnya.

Lanjut Kesit menyampaikan suporter Indonesia dan umumnya masyarakat Indonesia sangat mudah lupa terhadap suatu peristiwa atau tragedi.

Kesit mencontohkan ketika terjadi kerusuhan seperti yang terjadi di Malang atau pun Semarang, beberapa waktu kemudian terlupakan.

“Pascakejadian biasanya saling mengingatkan dan menyadarkan agar tidak lagi mengulang. Tapi, selama ini, setelah kejadian berlalu beberapa saat, seperti lupa, kemudian disadari atau tidak bikin ulah lagi yang akhirnya merugikan klub dan juga masyarakat lainnya,” paparnya.

Lebih lanjut Kesit mengatakan sebagus apa pun peraturan yang dibuat PSSI untuk mencegah kerusuhan suporter jika tidak dipatuhi dan dijalankan dengan baik oleh seluruh suporter hasilnya akan sama saja.

“Apalagi jika sanksi yang diberikan tidak pernah membuat effect jera, maka kekhawatiran bakal terjadinya kericuhan tetap ada,” ulasnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co