GenPI.co - Penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar masih menuai pro dan kontra, bukan dari segi penampilan di lapangan melainkan sisi infrastruktur hingga peraturan yang berlaku.
Sebagai informasi, sebelumnya Qatar dikecam karena diduga melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) para pekerja imigran demi membangun stadion dan sarana untuk Piala Dunia 2022.
Terbaru, Qatar dikabarkan dengan sengaja menyewa suporter bayaran demi mengisi kursi-kursi penonton yang kosong agar stadion tetap terlihat penuh, kegiatan ini disebut Fan Leader Network.
Fan Leader Network adalah upaya panitia penyelenggara Piala Dunia 2022 Qatar untuk menggaet banyak fans melalui para key opinion leader (KOL).
Selain itu, ada pula pendaftaran bagi masyarakat umum untuk menjadi penonton bayaran Piala Dunia 2022.
Para suporter tersebut disebut akan mendapat banyak fasilitas mulai dari visa preload, tiket perjalanan dan pertandingan, kamar hotel, hingga uang saku harian.
Namun, melansir dari The Guardian, Minggu (20/11), Qatar tidak hanya menyewa melainkan tidak membayar para penonton dengan sebagaimana mestinya.
Dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa para penonton mendapat email mengenai kebijakan pemotongan uang saku harian untuk meredakan isu terkait 'penonton bayaran'.
“Karena perkembangan terbaru di media, kami ingin melindungi penggemar kami yang berkunjung dari pernyataan salah informasi mengenai 'penggemar menerima pembayaran untuk perjalanan'," tulis The Guardian.
"Oleh karena itu, tunjangan harian sayangnya tidak akan dikeluarkan lagi." imbuhnya.
Namun, panitia penyelenggara Piala Dunia 2022 Qatar memastikan tetap akan menanggung biaya tiket perjalanan para 'penonton bayaran' tersebut.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News