Kronologi Tragedi Stadion Kanjuruhan versi Aremania, Sorot Gas Air Mata

03 Oktober 2022 11:57

GenPI.co - Aremania Korwil Bantur menyorot gas air mata yang ditembak polisi saat menceritakan kronologi tragedi Stadion Kanjuruhan.

The Black Lion Slamet Sanjoko, salah satu Aremania Korwil Bantur yang berasal dari Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu membeberkan kronologi tragedi Kanjuruhan dari saat pertandingan hingga dirinya berhasil keluar stadion.

Sanjoko menjelaskan bahwa sejatinya, kondisi di Stadion Kanjuruhan selama jalannya pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berjalan kondusif pada Sabtu (1/10).

BACA JUGA:  Presiden Arema FC Mengeluh Dihukum Larangan Bermain di Kandang

Dirinya pun menceritakan mengenai awal mula bentrokan yang dipicu dari dua Aremania yang memaksa ingin turun ke lapangan walaupun sudah dilarang.

"Awalnya, ada dua orang yang mau berfoto setelah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas untuk tidak memberikan izin," kata Sanjoko, Minggu (2/10).

BACA JUGA:  Tragedi Stadion Kanjuruhan: Liga 1 Dihentikan, Piala Asia U-17 Lanjut

Karena dua orang Aremania tersebut terus memaksa untuk diperbolehkan masuk dalam area lapangan, akhirnya mereka diizinkan masuk ke lapangan.

Setelah diizinkan untuk memasuki area lapangan tersebut, kedua Aremania itu ternyata menghampiri pemain Arema FC yang saat itu masih berada di dalam lapangan untuk meminta maaf kepada para suporter atas kekalahan 2-3 dari Persebaya.

BACA JUGA:  Prihatin dengan Tragedi Stadion Kanjuruhan, AFC Tak Singgung Sanksi

"Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ," ujarnya.

Menyadari bahwa situasi mulai tidak terkendali, Sanjoko bersama rekan-rekannya segera mengemasi bendera yang mereka bawa.

Tidak hanya itu saja, dirinya bersama sejumlah Aremanita bergegas mencari jalan keluar karena khawatir situasi akan memburuk.

"Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, itu ada tembakan gas air mata ke arah tribune, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun ada rekan yang terkena gas air mata," katanya.

Gas air mata yang menjadi sorotan netizen Indonesia pun tak lepas dari Sanjoko. Dirinya mempertanyakan alasan kepada pihak kepolisian menembakkan ke arah tribune yang tidak melakukan tindakan anarkis.

"Kalau yang masuk ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena mereka memang melanggar batas area. Tetapi kenapa yang di tribune salah apa, tapi ditembak gas air mata," tambahnya.

Sejatinya, penggunaan gas air mata di dalam stadion pada konteks olahraga sepak bola dilarang oleh FIFA.

Namun, pihak kepolisian menggunakannya dengan alasan untuk meredakan pihak yang melakukan tindakan anarkis di Stadion Kanjuruhan.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co