GenPI.co - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie diserang buzzer, Hariyanto Arbi marah besar.
Legenda bulu tangkis Indonesia, Hariyanto Arbi mengungkapkan kritiknya kepada pemerintah khususnya Kemenpora usai Jonatan Christie diserang buzzer terkait apresiasi Piala Thomas.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia berhasil meraih Piala Thomas 2020 pada 17 Oktober 2021 lalu, setelah terakhir kali membawa piala supremasi tersebut pada 2002 silam.
Masyarakat berharap pemerintah memberikan apresiasi berupa bonus untuk para pahlawan yang berhasil meraih piala yang menjadi lambang dan harga diri bangsa tersebut.
Namun sayangnya, setelah dua bulan berlalu belum ada tanda-tanda apresiasi tersebut sehingga warganet melancarkan aksi protes kepada Kemenpora, hal ini juga yang menjadi tuntutan dari Hariyanto Arbi.
"Kembalinya Piala Thomas setelah 19 tahun perlu mendapat apresiasi dari kita semua," ungkap Hariyanto Arbi dalam rilis yang ia lampirkan ke media, Selasa (7/12).
"Pemerintah juga wajib memberikan apresiasi yang sepatutnya dalam bentuk bonus. Segera serahkan bonus untuk tim Thomas Indonesia," lanjut Hariyanto lagi.
Beberapa atlet seperti Jonatan Christie dan Fajar Alfian juga sempat menyuarakan kode-kode tersebut hingga akhirnya Menpora Zainudin Amali berjanji akan menurunkan bonus tersebut.
Namun setelah Menpora merilis pernyataan terkait pemberian bonus untuk tim Piala Thomas 2020, para atlet justru mendapat serangan di jagat maya.
Para buzzer mengkritik atlet terutama Jonatan Christie dengan sebutan haus uang atau mata duitan, hal ini pun memicu kemarahan Hariyanto Arbi.
"Keliru besar jika menyebut mereka mata duitan. Saya tahu persis, mereka ditanamkan sejak kecil bahwa nama harum bangsa ini adalah nomor satu," tegas Hariyanto Arbi.
"Saya marah dan kecewa dengan serangan serangan yang terlihat jelas diorkestrasi itu. Tidak sepatutnya para pahlawan kita itu diperlakukan demikian," kata Hariyanto.
Menurut peraih juara dunia 1995 tersebut, penghargaan untuk peraih Piala Thomas telah ada sejak dulu, dan baru pada era ini terjadi penghinaan untuk pahlawan Indonesia.
"Dalam setiap masa, sejak dulu, selalu ada penghargaan yang layak buat mereka. Baru kali ini mereka yang memenangi Piala Thomas di-bully dan direndahkan," tuntasnya.
Sementara itu, setelah dihebohkan dengan kritikan buzzer kepada para atlet, warganet berbondong-bondong memberikan pembelaan kepada para atlet.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News