GenPI.co - Mantan tunggal putri Indonesia yang kerap kali dicap 'pengkhianat', Mia Audina, menjadi sorotan BWF.
Nama Mia Audina sendiri kerap menghiasi dunia tunggal putri bulu tangkis Indonesia pada era 1990an hingga 2000an.
BACA JUGA: Ganda Putra China Malu-maluin, Kalah Telak dari Indonesia
Bersama dengan Susy Susanti, dirinya kerap mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional lewat bulu tangkis.
Namun dirinya sempat mendapatkan sorotan dari para fans bulu tangkis Indonesia karena lebih memilih membela Belanda dengan alasan mengikuti suaminya.
Selain itu, Mia Audina juga dikenal sebagai satu-satunya tunggal putri yang pernah mencapai dua final Olimpiade dengan dua bendera yang berbeda.
Menariknya adalah, dalam dua final tersebut Mia Audina gagal meraih medali emas dan hanya mampu menjadi yang terbaik kedua.
Saat masih di bawah bendera Indonesia, Mia Audina pernah mencapai final Olimpiade Atlanta di Amerika Serikat.
Pertandingan bulu tangkis di Olimpiade Atlanta sendiri terselenggarakan pada tanggal 24 Juli hingga 1 Agustus 1996.
Sayang, kala itu wanita yang kini berusia 41 tahun tersebut kalah dari wakil Korea Selatan, Bang Soo-hyun, dengan skor 6-11 dan 7-11.
Lalu pada saat membela Belanda di Olimpiade Athena, Yunani pada tahun 2004, Mia Audina kalah dari musuh bebuyutannya yakni Zhang Ning.
BACA JUGA: Wakil Inggris Ini Cantik, tapi Siap 'Membunuh' Hafiz/Gloria
Dalam pertandingan yang berlangsung di tanggal 19 Agustus 2004 tersebut, Mia Audina kalah hingga babak rubber game dengan skor akhir 11–8, 6–11, 7–11.
Kekalahan dalam dua final Olimpiade dengan dua negara yang berbeda inilah yang diyakini oleh BWF, melalui situs resminya, menjadi penyesalan terbesar Mia Audina dalam kariernya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News