GenPI.co - Juru bicara kubu Moeldoko, Muhammad Rahmad mendadak menuding paham radikal tumbuh subur saat era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Paham radikal itu, menurut Muhammad Rahmad, menyuburkan intoleransi hingga penyebaran berita bohong.
BACA JUGA: Mendadak Aktivis NU Beber SBY Dekat Dengan Kelompok Radikal
"Semasa SBY menjadi Presiden, kita akui bahwa paham radikal tumbuh subur dan seakan akan mendapat tempat di Indonesia," jelas Muhammad Rahmad kepada wartawan, Senin (29/3).
"Efek negatifnya kita rasakan sekarang, di mana intoleran berkembang, penyebaran hoaks merajalela dan tuduhan-tuduhan dan fitnah menjadi halal dan mudah sekali memutar balikkan fakta. Yang kasihan adalah masyarakat luas yang disuguhi informasi yang menyesatkan," lanjutnya.
Menurut Muhammad Rahmad, sejumlah organisasi radikal telah dibubarkan saat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Ali Ngabalin Beber KPI Larang Stasiun TV Tampilkan Ustaz Ini
Namun, Muhammad Rahmad membeber, organisasi radikal ini mencari tempat berlindung di Partai Demokrat.
"Ketika organisasi-organisasi radikal itu dibubarkan oleh Pemerintahan Presiden Jokowi, kami mendeteksi bahwa mereka mencari tempat berlindung di antara ke dalam Partai Demokrat," ungkap Muhammad Rahmad.
"Setidaknya, kelompok radikal itu merasa nyaman dengan Partai Demokrat. Apalagi jika dikasih ruang untuk masuk ke dalam legislatif, maka itu akan membahayakan masa depan Indonesia," tambahnya.
Muhammad Rahmad kemudian menyebut pernyataan Moeldoko menjawab tuduhan dari SBY dan AHY.
"Juga menjelaskan kepada publik bahwa SBY dan AHY serta pengikutnya yang telah menebar berita tidak benar dan memfitnah Pak Moeldoko. Ini sungguh cara cara radikal, yang sangat bertentangan dengan etika agama dan etika kita berdemokrasi," beber Muhammad Rahmad.
"Kami sangat menyayangkan itu, yang semestinya, tuduhan-tuduhan radikal, fitnah, tidak berdasar seperti itu tidak perlu terjadi. Oleh karena itulah, Pak Moeldoko bersedia memimpin Partai Demokrat dengan segala risiko yang harus dihadapi," sambungnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News