Gede Pasek Blak-blakan, Bongkar Intrik SBY Singkirkan Anas

26 Maret 2021 14:20

GenPI.co - Sekjen Perhimpunan Pergerakan Indonesia I Gede Pasek Suardika blak-blakan mengungkap upaya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambil alih pucuk kepemimpinan Partai Demokrat dari Anas Urbaningrum.

Mantan kader Demokrat itu mengungkap fakta tersebut dalam tayangan YouTube Akbar Faisal Uncensored yang diunggah pada Kamis (25/3) malam.

BACA JUGA: Pendiri Partai Demokrat Mulai Tebar Kengerian, SBY dan AHY akan..

“Kongres di Bandung adalah upaya SBY untuk menahan seorang anak muda (Anas-red) yang dianggap masih belum siap untuk memimpin,” kata Gede Pasek.

Kala itu, lanjutnya, Anas sempat meminta restu kepada SBY untuk maju dalam pemilihan ketua umum. Oleh SBY, Anas pun dipersilakan.

“Tapi sebelum meminta restu, dia bilan jika Bu Ani (Yudhoyono) maju, maka ia akan menjadi tim sukses” ceritanya.

Setelah mendapat restu, Anas pun mulai bekerja secara politik secara serius. Namun di pertengahan proses itu, kubu Cikeas pun memunculkan figur Andi Mallarangeng.

“Lalu berbagai cara pun dilakukan untuk meminta Mas Anas untuk tidak melanjutkan kompetisinya,”  tutur Gede Pasek.

Andi Mallarangeng sendiri diusung lantaran dianggap paling memahami Cikeas. Juga menurut Gede Pasek, dalam konfigurasi politik Mas Anas yang merupakan orang Jawa yang kemudian menjadi ketua partai akan menjadi riskan bagi Cikeas itu sendiri. 

“Kita lihat disain ke-sekjen-an partai di era Pak SBY kan semuanya orang luar Jawa, sehingga tidak ada potensi untuk mengganggu peluang kekuasaan ke depan di eksekutif,” beber dia.

BACA JUGA: Taktik Maut Marzuki Alie Cabut Tuntutan, AHY Bakal Makin Tersudut

Namun permintaan mundur tersebut ditolak oleh Anas. Sebab dirinya sudah separuh jalan lebih dalam suksesi itu.Kata Anas, permintaan mundur itu sebaiknya diutarakan kepada pemilik suara yang telah mendukungnya. 

“Pak SBY tidak mau, karena harus menjaga citra. Lalu diutuslah menteri-menteri  yang secara bergiliran menekan Pak Anas,” kata dia.

Singkat cerita, ujar Gede Pasek, Anas berhasil menjadi Ketua Umum Demokrat melalui tahapan pemilihan yang demokratis dan kompetisi yang sangat terbuka.

“Tapi waktu itu kita hanya fokus pada pemenangan ketua umum. Yang tidak dibaca oleh teman-teman adalah mengenai pembahasan soal AD/ART,” beber dia.

Dalam AD/ART itu, kekuasaan Demokrat itu dibagi empat; Tiga dipegang oleh SBY sebagai yakni ketua dewan pembina, majelis tinggi dan kehormatan.

Sementara Anas memengang kekuasaan sebagai ketua umum.

“Anas juga menggunakan pola perangkulan terhadap kubu lainnya untuk menghindari faksional dengan cara membagi kepengurusan terbatas atas tiga,” kata dia.

BACA JUGA: Terkuak, Rizal Ramli Rupanya Memendam Perasaan ini pada SBY

Musda Sulawesi Selatan disebut sebagai puncak kemarahan SBY terhadap Anas. Pasalnya SBY merasa tidak terima cara Anas mengelola partai berdasarkan keinginan DPC.

“Kurun waktu 2011-2012, eskalasi untuk menyingkirkan Anas sudah muncul,” ucap dia.

Trigger-nya adalah saat Nazaruddin masuk dan memainkan isu mengenai Anas. Upaya-upaya penyingkiran makin deras, namun tidak langsung dari SBY.

Upaya itu kemudian bermuara pada pembentukan forum pendiri dan deklaratoe partai oleh SBY tanpa sepengetahuan Anas selaku ketua umum.

“Tahun 2012 mulailah Anas dihantam terang-terangan oleh SBY melalui forum ini,” ucap dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co