Anies Baswedan Makin Panas, Bikin Prabowo Keok, Ngeri-Ngeri Sedap

23 Maret 2021 03:45

GenPI.co - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan mengakui, bahwa saat ini nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terus berkibar mengalahkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di bursa calon presiden atau capres 2024. 

Sebelumnya, Hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia membuat publik kaget. Pasalnya, Anies Baswedan merupakan calon presiden (capres) yang dipilih anak muda saat ini.

BACA JUGA: Jika Megawati Lengser, Ini Calon Kuat Ketum PDIP, Bikin Kaget

Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi terhadap 17 nama calon presiden dalam survei nasional anak muda pada Maret 2021. 

Hasilnya, Anies Rasyid Baswedan (15,2 persen), Ganjar Pranowo (13,7 persen), dan Ridwan Kamil atau Kang Emil (10,2 persen) menjadi tiga tokoh teratas yang dipilih anak muda jika pemilihan presiden dilakukan sekarang.

Sementara itu, figur lainnya yang dipilih anak muda untuk menjadi presiden adalah Sandiaga Salahuddin Uno (9,8 persen) dan Prabowo Subianto (9,5 persen). 

Selanjutnya ada Agus Harimurti Yudhoyono (4,1 persen), Erick Thohir (1,5 persen), Tito Karnavian (1,2 persen), dan Puan Maharani (1,1 persen).

BACA JUGA: Analisis Pakar Hukum Top Beber Strategi Maut Jokowi, Bisa Meledak

Dalam kanal YouTube-nya, Refly Harun belakangan aktif menganalisis perpolitikan Tanah Air, memberikan penilaian tentang sosok dan kans Anies Baswedan.

"Anies Baswedan ini ngeri-ngeri sedap ya. Kenapa? Karena bagi kelompok arus kiri, dia adalah the common enemy, musuh bersama yang barangkali di antara calon-calon yang saya sebutkan enam itu," kata Refly Harun dikutip GenPI.co, Senin (22/3).

"Inilah calon yang paling dimusuhi sebagai orang yang dianggap akan menggerakkan arus kanan dalam politik Indonesia," bebernya.

Sementara, calon lainnya, tidak ada yang dicurigai akan menggerakkan arus kanan dalam politik Indonesia. 

Refly Harun menyebut, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih karena faktor SBY yang kita tahu punya sejarah dengan PDIP.

"Ridwan Kamil, menurut saya tidak cukup menendang, kalau Ridwan Kamil maju tanpa pendukung yang kuat. Karena dibandingkan Anies Baswedan justru Ridwan Kamil lemah dari sisi fanatisme pendukung-pendukungnya," ungkap Refly Harun.

"Saya tidak bicara soal Jawa Barat saja, tapi saya bicara tentang sebuah spektrum luas dalam politik Indonesia, antara kanan dan kiri, tengah, atau nasionalisme dengan Islamisme," tambahnya.

Selain itu, menurut Refly, Sandiaga Salahuddin Uno tidak mewakili arus apa pun. 
Apalagi, setelah Sandi masuk Kabinet Indonesia Maju, orang tidak lagi mengingatnya sebagai santri muda. 

"Barangkali nanti jubah politiknya akan berubah," jelas Refly Harun.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co