GenPI.co - Wacana jabatan presiden tiga periode masih menjadi perbincangan hangat. Akan tetapi, wacana itu sudah tegas ditampik Presiden Jokowi.
Pengamat Politik Tony Rosyid mengatakan, wacana jabatan presiden tiga periode bakal berdampak buruk kepada Jokowi
"Isu ini dianggap menjerumuskan presiden," ujar Tony kepada GenPI.co, Jumat (19/3).
BACA JUGA: Rezim Orde Baru Makin Terlihat di Era Jokowi
Menurutnya, ada fakta sejarah bahwa makin lama pemimpin berkuasa, maka umumnya akan semakin otoriter.
"Soekarno dan Soeharto, di awal pemerintahannya, cenderung demokratis," jelasnya.
Akan tetapi, kedua tokoh itu makin lama berkuasa malah menjadi presiden seumur hidup yang membuat kondisi negara beralih otoriter.
"Gak boleh jabatan itu terlalu lama. Ini akan memicu terjadinya otoritarianisme. Selain regenerasi yang akan terganggu," jelasnya.
Baginya, jabatan maksimal presiden dua periode mampu menjaga demokrasi di Indonesia.
BACA JUGA: Pilpres 2024 Panas, Duet Maut Jokowi-Prabowo Garang, Siap Meledak
"Setelah 2024, hadirnya presiden baru akan lebih segar, memiliki pola dan warna yang berbeda dalam mengelola pemerintahan," katanya.
Untuk itu, dia meminta wacana jabatan presiden tiga periode tidak usah digaung-gaungkan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News