GenPI.co - Pengamat politik Ujang Komarudin memberikan kritikan pedas terkait penunjukan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj sebagai Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Menurutnya, langkah tersebut dilakukan Presiden Joko Widodo dengan maksud terselubung.
BACA JUGA: Skenario Maut Moeldoko Terbongkar, Pakar Top: Kekuatan Modal!
"Pemerintah memberikan mohon maaf dalam tanda petik jatah komisaris. Gitu, kan?" kata Ujang dalam pernyataannya kepada GenPI.co, Jumat (5/3/2021).
Menurut Ujang, politik balas budi ini sudah menjadi budaya di perpolitikan Tanah Air.
Dia menilai, budaya tersebut ada dari periode pemerintahan ke pemerintahan lainnya.
"Ini terkait dengan profesionalisme, kemampuan, dan lain sebagainya. Ini sebenarnya yang menjadi pertanyaan publik," jelasnya.
Lebih lanjut, Dosen Universitas Al-Azhar tersebut mempertanyakan penunjukan Said Aqil tersebut.
"Masyarakat bertanya apakah orang-orang kritis seperti beliau apalagi ketua ormas besar tadi dalam tanda petik diiming-imingi sesuatu?" ungkap dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj sebagai Komisaris Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.
Hal ini juga dibenarkan oleh Komisaris Independen KAI Riza Primadi. "Betul," kata dia.
BACA JUGA: Mulut Refly Bocor, Ini Kandidat Capres 2024, Menggetarkan Jiwa
Said Aqil menggantikan mantan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal untuk mengawasi kinerja Direksi KAI.
Selain jadi Komisaris Utama PT KAI, Said Aqil juga merangkap sebagai komisaris independen.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News