GenPI.co - Menjelang Pemilihan Presiden 2009, manuver politik terjadi dan menjadi warna yang terus dipertanyakan hingga saat ini.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kala itu kembali mencalonkan diri, tetapi Ketum Demokrat ini tak lagi menggandeng Jusuf Kalla sebagai wakilnya.
BACA JUGA: Mendadak JK Serang Balik Jawaban Jubir Jokowi, Jleb!
Bercerainya SBY dan Jusuf Kalla menjadi cerita yang abu-abu. Kini, 11 tahun berselang, Jusuf Kalla membongkar kisah itu.
JK mengaku terusik dengan pernyataan SBY menjelang Pilpres 2009. Saat itu, tiba-tiba SBY meminta Golkar untuk mengajukan lima nama sebagai pendampingnya.
JK yang saat itu menjadi Wakil Presiden sekaligus Ketum Golkar pun merasa terusik.
"Sebenarnya saya masih ingin sama SBY. Namun, setelah ada clue lima calon, timbul harga diri. Golkar sebagai partai terbesar mesti ada calonnya juga, dong," ujar Jusuf Kalla seperti dikutip GenPI.co dari kanal YouTube Kompas.com pada Selasa (23/2).
BACA JUGA: Mendadak JK Keheranan Terkait Sikap Jokowi, Bisa Bikin Melongo
Dengan alasan harga diri dan harkat martabat Partai Golkar, JK maju ke Pilpres 2009 dengan menggandeng Wiranto.
Meskipun demikian, JK sebenarnya sudah memahami bahwa dirinya akan sulit menang.
Namun, dibanding melanjutkan kerja sama, JK lebih memilih membela harga diri Partai Golkar.
Masih diceritakan JK, dirinya pun sudah menyiapkan skenario khusus jika Pilpres 2009 terjadi dua putaran.
Skenario itu ialah menjalin kerja sama dengan Megawati yang saat itu berpasangan dengan Prabowo.
"Kami dapat janjian dengan Bu Mega, siapa pun yang kalah harus saling bantu," katanya.
Namun, kisah Pilpres 2009 diluar dugaan. SBY menang telak dengan meraup lebih dari 50 persen.
Alhasil, tidak ada putaran kedua dan skenario kerja sama itu pun tak pernah terwujud.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News