GenPI.co - Polemik keberadaan buzzer yang diduga dipelihara pemerintahan Jokowi terus jadi sorotan publik.
Juru bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman memang telah membantahnya. Namun, polemik belum usai.
BACA JUGA: Pengakuan Eks Anak Buah SBY Bikin Kaget, Jadi Buzzer Habisi FPI
Politikus Partai Demokrat Roy Suryo bahkan menanggapi bantahan istana dengan senyum sinis saja.
Sementara itu, Ahli hukum tata negara Refly Harun turut memberi pandangan menarik terkait polemik buzzer ini.
"Pemerintah seharusnya adalah penguasa semua rakyat. Bukan hanya penguasa yang menaungi buzzer," ujar Refly Harun seperti dikutip GenPI.co dari kanal YouTube-nya pada Minggu (14/2).
Refly membela senyum sinis Roy Suryo hanya sebagai bentuk kritik ke pemerintah.
BACA JUGA: Rocky Gerung Kuliti Abu Janda, Para Buzzer Penjilat Dibongkar
Oleh karena itu, buzzer tidak perlu memperbesar-besarkan atau bahkan mengadukannya ke polisi.
Menurut Refly, polemik buzzer yang berkepanjangan dan tidak ditangani oleh pemerintah, dapat menginisiasi munculnya kegaduhan yang lebih besar dari sekarang.
"Ini bisa menimbulkan konflik horizontal, antara kubu buzzer dan pengkritik pemerintah," katanya.
Menurut Refly, sulit untuk tidak tertawa ketika ada yang menyebut buzzer tidak ada.
Refly mengatakan, buzzer tersebut memang ada dan terpelihara. Mereka ada kumpulan orang yang kemungkinan besar berawal dari relawan saat Pilkada DKI Jakarta dan Pilpres 2014 dan 2019.
Dengan gamblang, Refly membagi buzzer dengan tiga kategori besar.
Pertama, buzzer yang sudah mendapat jabatan dan bekerja terus untuk pemerintahan Jokowi.
Kedua, buzzer waiting list, yakni mereka yang masih berharap mendapat jatah jabatan.
"Ketiga, buzzer ikhlas. Tipe buzzer yang sukarela dan karena kecintaannya kepada Jokowi," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News