Analisis Pakar Hukum Top Bikin Melongo, Jokowi Ikut Terseret

10 Februari 2021 07:50

GenPI.co - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan angkat suara menanggapi isu kudeta Partai Demokrat. 

Refly Harun membeberkan bahwa gerakan merebut kepemimpinan partai di Indonesia sudah biasa.

BACA JUGA: Politikus PDIP Bongkar Niat Terselubung Partai Demokrat, Kaget

Sebelumnya, politikus Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyebut gerakan kudeta oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah disetujui berbagai pihak.

Di antaranya yaitu Pak Lurah dan sejumlah tokoh di lingkungan Istana, termasuk Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Pak Lurah yang dimaksud oleh Andi Mallarangeng yakni pimpinan para menteri atau mengacu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Karena kepemimpinan partai itu biasa berganti. Kalau kita lihat partai-partai yang berada di parliamentary threshold, yang lolos parliamentary threshold, partai mana yang tidak mengalami gejolak kepemimpinannya? Semua mengalami gejolak ya," kata Refly Harun, Sabtu (6/2).

BACA JUGA: Survei Parpol: Bikin Megawati Puyeng, SBY dan Amien Rais Meroket

Dalam kanal YouTube-nya, Refly Harun juga meyakini tentang adanya upaya untuk pengambilalihan paksa Partai Demokrat. Sebab, beberapa partai politik di lingkaran Istana sudah terisi.

Sedangkan, Moeldoko tidak berasal dari partai manapun. Oleh karena itu, dia belum cukup kuat untuk masuk ke dalam bursa pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Jadi tidak heran kalau seandainya ada keinginan untuk misalnya melakukan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat. Kalau Moeldoko menjadi ketua umum Partai Demokrat, maka lingkar Istana akan menjadi sesak dengan calon-calon," jelas Refly Harun.

"Kepemimpinan Partai Demokrat otomatis akan mendongkrak elektabilitas Moeldoko sebagai calon presiden dan mematikan AHY," tambahnya.

Tidak hanya itu, Refly Harun juga menduga Jokowi memiliki kepentingan dalam isu kudeta Partai Demokrat. Hal ini berkaitan dengan keluarganya, Bobby Nasution dan Gibran Rakabuming Raka.

"Bisa jadi kalau tampuk kepemimpinan di bawah Moeldoko, jangan-jangan bisa jadi pasca 2024 justru Jokowi nemplok juga di Partai Demokrat misalnya sebagai ketua dewan pembina dan akhirnya akan membawa gerbong Bobby Nasution, Gibran kepada partai yang baru ini yang barangkali lebih welcoming, lebih mau menerima sosok seperti Presiden Jokowi dengan trah keluarganya," paparnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co