GenPI.co - Survei terbaru yang dirilis lembaga riset New Indonesia Research & Consulting mengungkap temuan menarik soal keterkaitan antara elektabilitas tokoh dan partai di belakangnya.
Andreas Nuryono selaku Direktur Eksekutif lembaga itu menyebut bahwa hasil survei pihaknya menyebutkan bahwa capres dan parpol tampak tidak linear.
BACA JUGA: Hadapi Moeldoko, Senjata Pemungkas AHY adalah Gatot Nurmantyo
“Elektabilitas capres dan parpol tampak tidak linear,” ucap Andreas dalam keterangannya, Minggu (7/2).
Hal ini terlihat dari temuan mereka pada Partai Demokrat sedang melejit, tetapi tidak dibarengi dengan kenaikan elektabilitas AHY.
Diketahui, pada 20-31 Januari 2021, dengan sambungan telepon kepada 1200 orang responden yang dipilih acak menunjukkan elektabilitas AHY berada di angka 2,5 persen.
Angka ini turun dari survei sebelumnya diadalkan pada Oktober 2020, di mana putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) elektabilitas nya masih di angka 2,5 persen.
BACA JUGA: Eks Politikus Demokrat Blak-blakan Dukung Moeldoko, AHY Tersudut
“Sebaliknya figur Moeldoko yang disebut-sebut sebagai ancaman di internal Demokrat kini mulai muncul di atas 1 persen,” kata Andreas.
Dari hasil survei, elektabilitas survei Moeldoko berada di angka 1,0 persen. Angka itu bahkan lebih tinggi dari Puan Maharani yang hanya meraih 08 persen.
Fenomena ketidaklinearan antara tokoh dan partai pengusung juga ditemukan pada PDI-P dan Gerindra, namun dengan pola yang terbalik.
Dari hasil survei, elektabilitas partai berlambang banteng moncong putih itu menurun.
BACA JUGA: Pedasnya Sindiran Kader PDI-P ke AHY, Suruh Jadi Ketua RT Saja
Namun di sisi lain, Ganjar yang merupakan kader PDI-P berada di puncak mengalahkan semua tokoh lainnya, dengan elektabilitas mencapai mencapai 18,4 persen.
Sementara Gerindra hampir sama dengan Demokrat. Prabowo dan Sandi mengalami penurunan elektabilitas di tengah upaya partai itu merangkak naik.(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News