GenPI.co - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mendadak membicarakan bahaya buzzer ekstremis di dunia digital.
Nashir mengatakan, kehadiran buzzer ekstremis itu sangat berbahaya dan harus segera dilawan.
BACA JUGA: PKS Puji Langkah Kapolri Listyo Sowan ke PBNU dan Muhammadiyah
“Jangan sampai buzzer yang membawa nilai-nilai ekstremis dan permusuhan ini dibiarkan liar di medsos tanpa adanya counter narasi,” ujar Nashir dalam keterangan pers Muhammadiyah, Jumat (5/1/2021).
Nashir menyebut, salah satu cara untuk melawan narasi buzzer ekstremis adalah dengan membuat narasi tandingan.
Dalam hal tersebut, strategi menggandeng para jamaah digital bisa menjadi salah satu cara yang dicoba.
Adanya kemajuan teknologi telah membuat jemaah kini punya banyak variasi. Jamaah saat ini tidak hanya berada di masjid, gereja, maupun kelompok lain di masyarakat.
Menurut Nashir, jamaah online tersebut bisa dirangkul untuk menyuarakan moderasi beragama dan berbangsa.
“Buzzer (tandingan) di medsos dapat menjadi kekuatan yang menonjol, sehingga perlu adanya kader bangsa yang hadir membawa suara-suara moderat di medsos,” katanya.
Meskipun demikian, pihaknya juga menegaskan untuk tidak melupakan jamaah offline untuk terus melawan arus radikalisme.
BACA JUGA: Kapolri Silaturahmi ke PBNU dan PP Muhammadiyan, Kompolnas: Top
“Basis komunitas jamaah ini diselamatkan dengan fasilitator, seperti ustaz, guru, hingga pendeta. Mereka menyebarkan secara luas moderasi agama dan moderasi berbangsa yang irfani,” pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News