GenPI.co - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun merespons sebuah rekaman video kemarahan masyarakat di sekitar Stadion Manakarra, Mamuju, Sulawesi Barat.
Hal tersebut disebabkan karena petugas menyuruh mereka untuk membongkar tenda jelang kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Ngeri! Mahfud MD Bicara Lantang, Mendadak Akan Memaksa
"Memang sudah biasanya dalam zaman modern ini siapa pun presidennya. Mau Jokowi, mau SBY, mau siapa pun kalau berkunjung ke suatu tempat, ya bikin sibuk memang," kata Refly harun, Rabu (20/1).
Dalam kanal YouTube-nya, Refly Harun mengungkapkan ada suatu kebiasaan di Indonesia jelang kedatangan pejabat-pejabat negara.
Terlebih lagi, jika presiden datang ke lokasi tersebut. Menurut Refly tempat itu akan disibukkan dengan persiapan kedatangan pejabat sebaik mungkin.
Pada peristiwa di lokasi pengungsian di Mamuju, pemangku kepentingan harus memastikan pengungsi sudah diberikan tempat yang layak.
BACA JUGA: Ferdinand Hutahaean Bongkar Foto Jokowi dan Fadli Zon, Kaget
"Dan biasanya daerah yang ketiban Jokowi datang, atau siapa pun presidennya itu biasanya antara surga dan neraka," jelasnya.
Menurut Refly, surga tersebut akan diperoleh dari segala fasilitas yang akan terpenuhi pada saat ini.
Akan tetapi, saat semua petugas dan semua birokrat di daerah tersebut pasti sibuk membersihkan lokasi dan pengungsi pun tertiban sial.
Refly menyayangkan jika dalam situasi tertimpa bencana petugas maupun Presiden melakukan pencitraan yang terlalu besar.
"Kasihan para pengungsi yang panik. Justru mereka menginginkan kedatangan seseorang menteri, gubernur, bupati, wali kota untuk membuat mereka merasa aman dan nyaman. Bukan membuat mereka repot," pungkas Refly Harun.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News