GenPI.co - Politikus Partai Gerindra Fadli Zon menanggapi penggunaan istilah terorisme dan ekstremisme yang kerap mudah diucapkan oleh masyarakat.
Dalam kanal YouTube-nya, Fadli Zon menjelaskan sejarah Islam Indonesia moderat yang menuliskan pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia sebagai teroris.
BACA JUGA: 3 Menteri Lulusan Amerika Guncang Kabinet Jokowi, Bikin Melongo
"Islam di Indonesia dilihat dari sejarahnya sangatlah moderat, bahkan organisasi masyarakat Islam yang mainstream NU, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain yang sudah ada di Indonesia, bahkan sebelum Indonesia merdeka," tegas Fadli Zon, Minggu (27/12).
Fadli Zon juga menceritakan soal sejarah ajaran Islam di Indonesia yang moderat. Ia menganggap, aksi-aksi terorisme perlu adanya penelitian lebih jauh.
"Mereka bergerak dibidang pendidikan, dakwah, membangun pesantren dan semuanya adalah tempat pendidikan yang moderat. Sehingga melahirkan orang-orang yang sangat moderat dan sangat toleran, sesuai ajaran Islam yang moderat dan toleran," ujarnya.
BACA JUGA: Mimpi Jadi Kenyataan, 3 Zodiak Siap-Siap Bergelimang Harta
Menurutnya, dalam peristiwa perang aksi seperti itu memang sebuah bencana, tapi ada pihak yang diuntungkan yaitu industri militer yang sebagian besar ada di negara barat untuk mendistribusikan alat mereka.
Hal tersebut sama dengan terorisme, Fadli Zon menganggap perlu ada penelitian originalitas motif dari aksi teorisme itu.
Ia menyebut banyak aksi yang diprovokasi yang berupaya mendiskreditkan Islam demi kepentingan lain.
Dalam video tersebut, Fadli Zon juga menunjukkan buku The Indonesian Problem Fact and Factors: What Happened Since The End of Pasicific War yang diterbitkan Netherlands Indies Govertment Information Service, Batavia 1947.
Buku tersebut juga menyebutkan Bung Tomo atau Sutomo yang disebut dalam buku itu sebagai seorang pemimpin teroris yang terkenal, diangkat sebagai Letnan Jenderal di dalam Tentara Republik dan disebut sebagai orang jahat.
Fadli Zon merasa ironis tokoh bangsa kita disebut teroris, dirinya pun mengajak agar bangsa Indonesia tidak diadu domba.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia perlu kembali pada jati diri bangsa yang menghargai tradisi, adat istiadat, dan mengutamakan agama apapun paham agama kita yang sesuai Pancasila.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News