Strategi Istana Top Bikin FPI Tak Berkutik, Habib Rizieq Wassalam

23 Desember 2020 08:40

GenPI.co - Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman blak-blakan mengulas perjalanan FPI. 

Hal tersebut disampaikan Munarman kepada politisi partai Gerindra Fadli Zon melalui video yang diunggah di akun YouTube, Jumat (18/12). 

BACA JUGA: BIN Bongkar Fakta Mencengangkan, FPI Makin Tersudut

Dalam video tersebut Munarman membandingkan FPI yang dulu dan sekarang. Tidak hanya itu, Munarman mengklaim pemerintahan Jokowi dinilai memusuhi FPI.

"Sebetulnya memuncak sejak 2014, sejak periode pemerintahan sekarang, Pak Jokowi," jelas Munarman. 

Munarman juga menjelaskan sebelum 2014 secara pemerintahan tidak ada yang memusuhi FPI. Namun, ada beberapa kelompok yang memainkan isu tersebut. 

BACA JUGA: FPI Ampun-ampunan Jadi Musuh Pemerintahan Jokowi, Munarman Ngaku

"Kenapa saya tahu? Soalnya kan saya pernah mengalami, waktu lebih kurang tahun 2010 berarti Pak SBY, ada juga orang-orang Islamophobia yang berusaha memperkarakan Habib Rizieq lewat ITE juga, tetapi dia bukan dari by design dan non structural," jelasnya.  

Akan tetapi, pada masa pemerintahan Jokowi, kebencian terhadap Habib Rizieq sudah di desain. 

"Sekarang by design, by program. Dulu hanya permainan oknum cari pangkat," terang Munarman.

Sementara itu, pengamat politik Triyono Lukmantoro menilai Imam Besar FPI Habib Rizieq Telah Dibidik. 

Ia juga menilai bahwa polisi sebagai institusi dipermalukan karena Habib Rizieq selalu membuat kerumunan yang mencoreng nama baik aparat keamanan untuk menghalangi kerumunan.

"Ini kayaknya polisi main keras. Bisa bagus bisa enggak, bagus karena banyak masyarakat Indonesia sudah muak dan marah kepada FPI. Saya melihatnya polisi itu betul betul dipermalukan oleh orang ini Rizieq Shihab," jelasnya kepada GenPI.co Senin, (21/12).

Menurut Triyono, polisi juga merasa kecolongan sejak kepulangannya di bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada 10 November lalu. 

Pulangnya Habib Rizieq di hari itu pun membuat dirinya seakan-akan dielu-elukan sebagai pahlawan yang kebali ke Tanah Air.

"Polisi di situ merasa kecolongan, diduga hanya lima ribu orang saja ternyata berkali-kali lipat. Bahkan mungkin bisa sepuluh kalinya," ujarnya.

Triyono Lukmantoro juga menilai ada dua institusi yang ingin menindak Habib Rizieq. Yaitu TNI dan Polri, akan tetapi cara kedua institusi ini memiliki perbedaan yang besar dalam tindakannya.

"Pihak tentara itu ingin agar Habib Rizieq ditindak tegas, dalam arti tidak memberi peluang untuk membuat kerumunan membuat massa dan sebagainya. Akan tetapi polisi cenderung lebih lunak cenderung dibiarkan," ujarnya.

Menurutnya, lunaknya polisi berdampak kepada pencopotan dua Kapolda. Sebab, dianggap tidak dapat mengatasi kerumunan yang ditimbulkan oleh Habib Rizieq.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co