GenPI.co - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mendadak bikin geger lagi. Kali ini, Ia membeber isu tentang terorisme.
Mahfud MD blak-blakan mengaku mendapat informasi ada sekelompok anak muda yang dilatih meneror orang-orang sangat penting alias very-very important person (VVIP).
BACA JUGA: Ngeri! Skenario Jokowi dan Prabowo Bisa Bikin Dunia Tercengang
Hal tersebut disampaikan Mahfud MD dalam acara Penyerahan Hasil Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan Kementerian/Lembaga di Bidang Kesatuan Bangsa.
Mahfud MD awalnya mengaku mendapat laporan ada penangkapan 23 orang teroris dari berbagai tempat oleh kepolisian.
Di mana mereka itu dikumpulkan di Lampung sebelum diangkut ke Jakarta. Mereka disebut sudah mempersiapkan kegiatan-kegiatan terorisme.
BACA JUGA: Besok 5 Zodiak Mulai Bergelimang Hoki dan Rezeki Akhir Tahun
"Ngebom, bikin kerusuhan, dan sebagainya, di berbagai tempat," jelas Mahfud MD dikutip GenPI.co dari kanal YouTube Kemenko Polhukam, Jumat (18/12).
Mahfud MD akhirnya bicara mendapat informasi ada sekelompok anak muda yang dilatih khusus untuk meneror orang-orang penting.
"Ada sekelompok anak muda yang dilatih di suatu tempat khusus untuk meneror VVIP. Saya dapat foto latihannya juga," jelasnya.
Hal itu sengaja dilakukan sekelompok berpaham radikal untuk menghantam ideologi yang dianut di Indonesia.
Ia menjelaskan, ada tiga tingkatan radikalisme. Pertama, intoleran. Mereka disebut tidak menyukai perbedaan. Kedua, teror atau jihadis. Ketiga, wacana.
Radikalisme tingkatan ketiga, kata Mahfud, masuk ke lembaga pendidikan, BUMN, hingga kantor kementerian.
"Masuk ke mana-mana. Mungkin di koperasi ada, di Kemenko ada. Sehingga masyarakat melihat itu evaluasi. 'Pak ada itu tuh di kantor Pak ini. Pak ada itu di depan kementerian ini, ada itu di depan ini'," bebernya.
Pengakuan Mahfud ini cukup mengejutkan semua pihak, termasuk bagi pengamat terorisme, Al Chaidar.
Dia mengaku baru mengetahui informasi ada sekelompok anak muda yang dilatih meneror VVIP.
Kalau pun benar, Chaidar menduga kelompok tersebut bagian dari Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bekasi yang dulu memang diakuinya pernah membuat pelatihan paramiliter gerilya kota dengan target pejabat.
Kelompok ini punya irisan dengan pelaku penusukan Wiranto di 2019. Al Chaidar. pun menyarankan pemerintah untuk mengusut tuntas jaringan Abu Rara tersebut.
Pernyataan Mahfud MD yang belakangan ini sering membuat heboh tersebut, menurut beberapa pihak seakan terus membuat kegaduhan di republik ini.
Padahal, seorang Menko Polhukam seharusnya malah merupakan sosok yang bisa meredam dan membuat suasana kondusif, bukan sebaliknya.
Hal itu akhirnya membuat kabar kencang bahwa Mahfud MD akan kena reshuffe kabinet.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan untuk mencari pengganti Mahfud MD.
Sebab, Menko Polhukam sekarang tidak signifikan dalam menjaga stabilitas nasional.
"Dengan kondisi ini semestinya presiden perlu mempertimbangkan Menko Polhukam baru," ujar Dedi dalam keterangannya, Minggu (20/12).
Dedi pun menyoroti nama yang beredar akan menggantikan jabatan Mahfud MD saat ini, salah satunya Moeldoko yang kini menjadi Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).
Bagi Dedi, pergantian itu juga tidak akan signifikan lantaran peran Moeldoko di KSP tidak jauh berbeda dengan Mahfud.
"Kekisruhan komunikasi bahkan jauh lebih sering dari kekisruhan politik," ujar Dedi.
Menurut Dedi, penerimaan sipil pada sosok Menko Polhukam baru akan menjadi kunci kesuksesan Jokowi.
"Menko Polhukam memerlukan karakter menteri yang selain tegas, juga dapat diterima kalangan sipil," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News