GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan merespons penangkapan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab sebagai tersangka, dalam kasus dugaan pelanggaran kekarantinaan kesehatan.
Menurut Rocky Gerung, hal tersebut merupakan tanda bahwa buku demokrasi telah ditutup sebelum tamat.
BACA JUGA: Din Syamsuddin Bongkar Fakta Mengejutkan, Istana Makin Tersudut
"Kalau ada krisis ekonomi sosial macam-macam, lalu frustrasi lah pemerintah. Frustrasi yang tidak bisa disalurkan secara demokratis yang seharusnya bisa di atasi apabila ada partai oposisi. Itu akhirnya menumpuk menjadi arogansi. Itu yang diperlihatkan tadi malam," ujar Rocky Gerung, Minggu (13/12).
Dalam kanal YouTube-nya, Rocky mengatakan bahwa rompi, borgol, dan mobil tahanan menjadi simbol arogansi dari kekuasaan.
Menurutnya, pemerintah tidak mau diusik dan ingin melanjutkan kekuasaannya. Oleh sebab itu, pemerintah memperlihatkan simbol-simbol tersebut.
BACA JUGA: Pakar Hukum Top Bongkar Fakta Mengejutkan, Jokowi Makin Tersudut
"Jadi itu seluruh simbol dari arogansi. Untuk memperlihatkan bahwa permerintah tidak ingin diganggu dan ingin meneruskan kekuasaan. Karena itu, simbol itu diperlihatkan. Itu hal yang biasa dalam politik yang tak beradab," jelas Rocky.
Menurutnya, sikap pemerintah yang menunjukan simbol arogansi tersebut menutup harapan untuk memperbaiki mutu politik dan kehidupan bernegara.
Oleh karena itu, menurutnya sikap seperti itu perlu dihindari agar Hak Asasi Manusia (HAM) dapat diterapkan.
BACA JUGA: Skenario Ini Bikin FPI Porak-Poranda, Kapolda Metro Jaya Bahaya
Kendati begitu, Rocky mengatakan bahwa ini semua merupakan pekerjaan rumah bagi bangsa. Ia pun berharap ada tokoh-tokoh cerdas yang bisa memimpin dan menyelamatkan Indonesia.
"Kita ingin hindari itu agar supaya Hak Asasi Manusia diterapkan. Sambil kita berharap ada semacam percakapan cerdas di antara pemimpin bangsa. Akan tetapi kita juga harus menghitung bahwa kekuasaan sepertinya tidak punya cara lain selain memamerkan festival kebodohan," ungkapnya.
Menanggapi potongan video yang memperlihatkan Habib Rizieq mengimami aparat kepolisian dalam salat berjemaah.
Menurut rocky hal tersebut merupakan alih-alih agar semua terlihat baik-baik saja padahal di ujungnya terdapat kekerasan.
"Itu hal biasa dalam teknik kekerasan, itu selalu mau dikasih kontras sebenarnya. Seolah-olah ada hal yang mengenakkan, tapi kemudian kita tahu ujungnya. Dibikin seolah-olah ada perdamaian, bahwa kekuasaan selalu ingin menyempurnakan penggunaan kekerasan," kata Rocky Gerung.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News