GenPI.co - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kian santer diberitakan akan segera mengisi kursi menteri peninggalan Juliari P Batubara yang tersandung kasus korupsi.
Bahkan, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Surabaya Yusuf Lakaseng, sudah memberikan bocorannya.
BACA JUGA: Nama Risma Meredup, Kesempatan di 2024 Makin Tertutup
“Saya dapat kabar bahwa Bu Risma ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sosial di Kabinet Indonesia Maju,” kata dia belum lama ini.
Namun, hingga hari ini belum ada tanda-tanda dari Presiden Joko Widodo akan mengangkat Tri Rismaharini sebagai menteri barunya.
Pengamat politik Fitriyah menilai meski urusan kabinet menjadi kewenangan presiden, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa dia juga akan mendapat bisikkan dari partai-partai pengusungnya.
Apalagi, saat ini salah satu kursi menteri yang kosong ialah dari Partai PDIP.
Menurutnya, Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Partai PDIP selalu memiliki strategi yang berbeda dan tidak tertebak.
“Dan apakah nama Bu Risma akan masuk? Bisa iya atau bisa juga tidak,” ujar Fitriyah kepada GenPI.co pada Minggu (13/12).
Menurutnya, sebelum Partai PDIP menyodorkan nama-nama kandidat pengganti menteri yang baru, mereka pasti akan melakukan hitung-hitungan politik terlebih dahulu.
“Apakah (Risma) dipersiapkan untuk ke menteri, atau justru ke DKI 1,” ujar Fitriyah.
Sebab, kata Fitriyah, dulu isu DKI sempat muncul dan jadi perbincangan hangat.
Namun, saat itu Risma menolak untuk maju lantaran merasa masih bertanggung jawab menyelesaikan tugas di Surabaya.
“Kalau alasannya itu (masa jabatan), berarti proses menuju DKI sekarang bisa lebih mudah, karena pekerjaan Risma sudah selesai,” jelas Fitriyah.
BACA JUGA: Sindir Mahfud MD soal Penangkapan Rizieq, UAS Kena Tampol Balik
Namun, pengajar Magister Ilmu Politik di Universitas Diponegoro itu juga tidak menampik bahwa prospek Risma untuk ditempatkan di jabatan yang lebih tinggi sangat terbuka.
Pasalnya, Risma sendiri sudah membuktikan bahwa dia sudah teruji di tingkat daerah.
Selain itu, hal ini juga akan membawa kebaikan lantaran bisa memancing kepala daerah lain untuk unjuk gigi dalam memajukan kota atau wilayahnya.
“Proses ini bagus, karena akan membuat kepala daerah tidak hanya berpikir untuk dipilih yang kedua, tetapi juga naik level,” ujar dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News