GenPI.co - Pengamat politik, Gun Gun Heryanto menilai Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri masih akan memprioritaskan Puan Maharani dalam Pilpres 2024 mendatang.
"Hierarki Ibu Mega di PDIP rasa-rasanya memang prioritas pertama yaitu Bu Puan. Mengingat sosok Megawati juga sangat menetukan dalam konstelasi ini," ujar Gun Gun saat dihubungi GenPI.co, Jumat (11/12/2020).
BACA JUGA: Strategi Ganjar Pranowo Memang Top, Curi Start Kampanye 2024?
Meski begitu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo belum bisa dinyatakan kalah.
Menurut Gun Gun, masih ada kesempatan bagi Ganjar untuk memenangkan hati Megawati jika suara elektoralnya tetap meroket hingga nanti 2024.
"Kecuali memang suara Ganjar seiring perjalanannya terus menjadi rising star seperti Jokowi dulu. PDIP juga akan realistis," ujarnya.
Walaupun Ganjar terhitung memiliki nilai elektabilitas yang tinggi, namun masih ada kemungkinan Megawati tetap memilih Puan.
Sebab, Puan lebih diunggulkan dalam kans internal PDIP sekaligus memiliki garis keturunan dari Megawati.
"Potensi paling pertama ya pasti Puan, karena dia kan anak biologisnya Mega yang merupakan pemilik kekuatan di PDIP. Kalau kans ya Puan lebih unggul dibandingkan Ganjar dalam artidi internal PDIP. Kalau di publik kan belum tentu," ujarnya.
Gun Gun juga memaparkan, meski Ganjar memiliki elektabilitas yang membumbung tinggi, namun belum tentu dapat menyaingi Puan untuk mendapat restu Megawati.
Apalagi, Puan memang lebih diunggulkan secara hierarki dan tradisi politik PDIP.
"Proses masih panjang, tidak ada dalam hukum politik atau rumusan politik itu membaca fenomena hari ini kemudian bisa kita simpulkan Ganjar akan lebih maju dibandingkan Puan. Karena bergantung pada Megawati," ujarnya.
Ia mencontohkan, sebagaimana yang terjadi di Solo ketika Megawati menghendaki Gibran.
Terlebih lagi ada kehendak dari Presiden Joko Widodo untuk mendorong anaknya maju pilkada.
Hal yang sama bisa saja terulang di panggung Pilpres 2024.
BACA JUGA: Manuver Politik AHY Brilian, Dekati Ganjar Demi Restu Bu Mega
"Kalau Mega menghendaki Puan kan semua akan menanti. Seperti misalnya Gibran di Solo, orang mungkin akan menghendaki Purnomo di Solo, tetapi kemudian ketika Mega memutuskan Gibran, karena itu dikehendaki oleh Jokowi dan Mega akhirnya jadi kan mereka," ujarnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News