GenPI.co - Anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Andi Arief blak-blakan membongkar wawancara Presiden Joko Widodo (Jokowi) di salah satu televisi swasta nasional.
Dalam wawancara tersebut, Jokowi mengapresiasi ketegasan Pangdam Jaya Dudung Abdurachman dalam melawan pihak-pihak yang berani mengganggu persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.
BACA JUGA: Istana Sukses Singkirkan Din Syamsuddin dari MUI, Ngeri!
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat mengatakan, wawancara yang dilakukan Jokowi itu cukup mengerikan bagi demokrasi.
"Melihat wawancara Pak Jokowi di Metro TV cukup mengerikan bagi demokrasi," tegas Andi Arief melalui akun Twitter miliknya, Sabtu (28/11).
Salah satu bentuk dari ketegasan dari Pangdam Jaya yang diapresiasi oleh Jokowi adalah tindakannya yang menginstrusikan seluruh jajarannya untuk mencopot baliho-baliho yang melanggar aturan.
BACA JUGA: Istana Bergejolak, Jokowi Harus Waspada Orang-orang Ini
Namun, Jokowi tetap mengimbau agar ketegasan tersebut tetap berada dalam koridor undang-undang.
"Memang ketegasan-ketegasan seperti itu yang kita perlukan, tetapi tetap dalam koridor aturan, dan dalam koridor undang-undang. Saya mengapresiasi ketegasan-ketegasan seperti itu," kata Jokowi, Kamis (26/11).
Andi Arief pun membeberkan, bahwa pernyataan Jokowi yang mengapresiasi tindakan Pangdam Jaya dalam mencopoti baliho-baliho, ini membenarkan dugaan publik bahwa memang benar ada campur tangan Presiden dalam instruksi Pangdam Jaya tersebut.
BACA JUGA: Gatot Nurmantyo Sentil Panglima TNI, Jokowi Tak Berkutik
"Membenarkan banyak pihak bahwa ada perintah Presiden pada TNI untuk menurunkan baliho dan mengejar HRS," tegas Andi Arief.
Selain itu, Andi Arief juga mengatakan bahwa pernyataan Jokowi itu bisa membuat publik menilai bahwa Jokowi menggunakan TNI untuk kepentingan pribadi.
"Publik membacanya, demi kepentingan pribadi Presiden Jokowi bisa gunakan TNI," kata Andi Arief.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News