GenPI.co - Politikus PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul berpendapat bahwa tertangkapnya Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo, bukanlah akhir dari karier politik Prabowo Subianto.
Pendapat Ruhut ini sangat bertolak belakang dengan pernyataan politikus Gerindra Arief Poyuono, yang mengatakan bahwa cita-cita Prabowo untuk menjadi presiden telah kandas.
BACA JUGA: Mendadak Politikus Top Gerindra Berani Lawan Prabowo Subianto
"Saya rasa karier daripada Pak Prabowo belum mati, karena politik itu last minute," kata Ruhut seperti dikutip dari Jpnn.com, Kamis (26/11).
Ruhut memang menyayangkan tindakan Menteri KKP Edhy Prabowo yang bermain-main dengan perizinan ekspor baby lobster atau benur, hingga terjaring operasi tangkap tangan oleh penyidik KPK.
Baginya, penangkapan mantan ketua Komisi IV DPR itu akan berpengaruh pada citra Prabowo yang hingga saat ini masih menjadi kandidat kuat calon presiden di Pilpres 2024 dari Partai Gerindra.
"Kita tahu Gerindra kan namanya sekarang lagi naik," ucap Ruhut.
Maka dari itu, Ruhut menyarankan agar Partai Gerindra segera melakukan konsolidasi internal agar kasus Edhy Prabowo tidak membuat elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai kandidat Capres 2024 anjlok.
"Harus segera (konsolidasi). Karena apabila tidak, survei Pak Prabowo yang selama ini di atas, dikhawatirkan akan turun," sambung Ruhut.
Lebih lanjut, Ruhut sangat menyayangkan kasus ini karena partai Gerindra yang dipimpin Prabowo sudah dikenal publik sebagai partai yang bersih.
Namun, sekarang menjadi rusak akibat peristiwa OTT KPK terhadap Menteri Edhy.
BACA JUGA: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Gerindra Siapkan Balasan Mengerikan
Ruhut pun kembali menegaskan agar Partai Gerindra harus segera melakukan konsolidasi internal agar kekhawatiran Arief Poyuono tidak terjadi.
"Itu yang saya minta, segeralah Gerindra konsolidasi. Harus segera," pungkas Ruhut. (fat/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News