Mengerikan! Ternyata Politisi yang Menyuburkan Radikalisme

26 November 2020 14:37

GenPI.co - Cara berkampanye politisi dengan menggunakan politik identitas berpotensi semakin menyuburkan radikalisme di kalangan masyarakat.

Hal itu dikatakan pengamat politik Emrus Sihombing dalam diskusi virtual bertajuk  "Mungkinkah Bisa Lepas Dari Politik Identitas?" pada Rabu (25/11).

BACA JUGA: Edhy Prabowo Ditangkap, Pengamat: KPK Ternyata  Belum Mati

Politik identitas yang sempit memunculkan anggapan bahwa kelompok tertentu lebih hebat dibanding yang lain.

“Seolah-olah kita lebih suci daripada yang lain, padahal tidak,” ujar Emrus.

Ia kemudian membeber kaitan antara politik identitas yang sempit dengan tumbuhnya radikalisme.

Pesan-pesan komunikasi dari politisi yang bersifat eksklusif turut membentuk perilaku masyarakat.

Bahkan, efeknya orang akan menjaga jarak ketika bertemu dengan yang berbeda dengan dirinya.

Jika demikian, gesekan sosial di tingkat masyarakat pun tidak bisa dihindarkan.

Menurut Emrus, ruang publik adalah ruang pertarungan. Ketika ruang pluralisme sedang diserang, maka harus dilawan.

Sebab, ada sebuah teori konstruksi sosial yang menjelaskan, jika ada gagasan yang terus menerus disuarakan, itu akan dianggap kebenaran di masyarakat.

BACA JUGA: Pangdam Jaya Cabut Baliho HRS, Pengamat: Dilema Jabatan

Hal tersebut akan menjadi berbahaya, jika yang disuarakan di ruang publik adalah politik identitas yang dapat memecah belah.

Emrus menilai masyarakat mesti terus berpegang pada Pancasila yang menjunjung tinggi pluralis.

“Radikasilme itu bisa dipatahkan, ketika kita bisa bertarung di ruang publik bahwa pluralisme ialah hakikat manusia,” pungkasnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co