GenPI.co - Pencopotan baliho Habib Rizieq Shihab di Jakarta yang dilakukan prajurit TNI atas perintah Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman membuat heboh di masyarakat.
Sikat tegas Pangdam Jaya itu menimbulkan pro kontra atas keterlibatan TNI yang mengerahkan panser Anoa di Markas FPI, Petamburan, Jakarta Pusat.
BACA JUGA: Rocky Gerung Sentil Pangdam Jaya, Halus Tapi kena Banget
Bahkan, dengan lantang jenderal bintang dua itu meminta supaya FPI dibubarkan, karena membuat seenaknya dengan aturan sendiri memasang balio Rizie Shihab.
Tak lama, muncul video mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang diunggah akun YouTube Aswaja TV pada Minggu (21/11).
Orasi Gatot dikait-kaitkan dengan sikap Pangdam Dudung yang diduga terlibat dalam kegiatan politik sipil. Dalam video tersebut, Gatot mengingatkan para prajurit TNI harus netral, termasuk Polri.
Menurut dia, apabila ada pimpinan-pimpinan TNI di wilayah yang mengajak tidak netral, membantu salah satu, maka disebut pengkhianat yang menjual institusi untuk kepentingan pribadi.
“Pemimpin-pemimpin seperti ini suatu saat rela mengorbankan nyawa anak buah untuk kepentingan pribadi. Saya ingatkan ini,” kata Gatot.
Ia mengatakan, TNI adalah anak kandung rakyat, sehingga seluruh prajurit TNI harus netral ketika rakyat berkelahi. Sebab, rakyat percaya bahwa TNI sebagai penengah.
BACA JUGA: Astaga, Bahar Smith Melawan Menolak Diperiksa Kasus Penganiayaan
“Semoga didengar oleh seluruh prajurit TNI. Jangan ikuti pemimpin yang menjual TNI. Jangan ikuti,” tegas Gatot Nurmantyo. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News