GenPI.co - Keputusan Kapolri Idham Azis mencopot Kapolda Metro Jaya Nana Sudjana mendapat sorotan tajam.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menduga pencopotan tidak melulu berkaitan dengan kerumunan massa saat Maulid Nabi Muhammad SAW dan hajatan Imam Besar FPI Habib Rizieq.
BACA JUGA: Polri Panggil Anies dan Habib Rizieq, Respons Ruhut Jleb Banget
“Pencopotan Kapolda Metro bagian dari manuver persaingan dalam bursa calon Kapolri,” kata Neta, Selasa (17/11).
Dia menambahkan, Nana merupakan salah satu kandidat potensial untuk menjadi Kapolri.
“Kapolda Metro (Nana Sudjana, red) salah satu calon kuat dari Geng Solo," ungkap Neta.
Geng Solo merupakan istilah yang merujuk pada perwira tinggi Polri yang pernah bertugas di Solo.
Neta menambahkan, para pesaing bermanuver dengan cara memanfaatkan kecerobohan Nana dalam menangani massa pada hajatan Habib Rizieq.
"Kecerobohan itu dimanfaatkan sebagai manuver dalam persaingan bursa calon Kapolri," ujar Neta.
Dia pun menilai pencopotan terhadap Irjen Rudy Sufahriadi dari posisi Kapolda Jawa Barat merupakan efek mutasi yang dialami Nana.
"Di antara para Kapolda yang dicopot, yang disebut-sebut paling berpeluang menjadi Kapolri ialah Irjen Nana,” ujar Neta.
BACA JUGA: Luar Biasa, Visi Gibran Putra Jokowi Bikin Dada Bergetar
Setelah Nana dilengserkan dari kursi kapolda Metro Jaya, bagaimana peluangnya menjadi Kapolri?
“Dengan pencopotan kemarin, peluangnya menjadi tipis" sambung Neta. (boy/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News