GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung sangat yakin menyebut Iman Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo akan menjadi pimpinan oposisi pemerintahan Jokowi saat ini.
Menurut Rocky Gerung, apapun alasannya kedua tokoh tersebut berseberangan dengan rezim.
BACA JUGA: Takdirnya Kaya Raya, Keberuntungan 4 Zodiak ini Tingkat Dewa
"Itulah akibat oposisi ditutup (oleh rezim), sehingga tokoh yang pulang ke Tanah Air kemudian dianggap akan pimpin oposisi. Dan Gatot serta Rizieq kini diidentifikasi sebagai pemimpin oposisi," beber Rocky Gerung.
Dalam kanal YouTube-nya, Selasa (10/11), Rocky mengatakan bahwa berseberangan dengan rezim akan mengkasilkan Indonesia yang berpikir, bermutu, setara, dan majemuk.
"Di publik sekarang ada Gatot Nurmantyo, Habib Rizieq, semua orang mengidentifikasikan mereka sebagai oposisi, apapun alasannya mereka berseberangan dengan rezim," ujar Rocky.
BACA JUGA: Ternyata Donald Trump Kalah Akibat Hal Konyol Ini
Rocky Gerung juga menilai, saat ini Istana sangat gelisah dengan kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia.
Ia juga mengatakan bahwa cepat atau lambat Habib Rizieq akan memimpin perlawanan terhadap aturan serta undang-undang yang tidak berpihak kepada rakyat.
"Istana sekarang tegang. Soalnya pas Habib Rizieq pulang, dua-tiga hari ke depan, isunya pasti soal Istana," jelas Rocky.
BACA JUGA: Ingin Otak Anak Cerdas? Berikan 7 Makanan Ajaib Ini
"Mungkin Istana bisa menganggap isu-isu lain seperti Omnibus Law dan UU HIP bakal dilupakan. Lho nggak, justru Habib Rizieq bakal mengadang itu semua," tambahnya.
Menurut Rocky Gerung, Habib Rizieq itu bukan sekadar fakta sosiologis, tapi dia juga fakta politik, karena berhadapan dengan kemacetan politik di dalam negeri.
"Sehingga orang menginginkan satu jenis rezim baru yang ada keadilan, kesetaraan, dan penghargaan terhadap pikiran. Itu semua tidak ada di Istana," kata Rocky.
Sementara itu, terkait gagasan rekonsiliasi antara pihak Habib Rizieq Shihab dengan pemerintah yang mencuat, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko malah mempertanyakan.
Dia menilai tidak perlu melakukan hal tersebut. Sebab pemerintah tidak memiliki masalah dengan Rizieq.
"Menurut saya, apa yang direkonsiliasi dengan pak Habib Rizieq? Kami tidak ada masalah. Jadi menurut saya istilah rekonsiliasi itu, apanya yang mau direkonsiliasi. Asal semuanya baik-baik bekerja, enggak ada masalah," kata Moeldoko di kantornya, Jakarta, Kamis (12/11).
Dia mengatakan, pemerintah tidak pernah mempersulit Rizieq terkait kepulangan ke Indonesia. Justru kepulangan pentolan FPI tersebut dikawal dengan baik oleh pihak keamanan.
"Buktinya pulang enggak ada masalah kok. Apakah kami mencegat? Enggak. Aparat keamanan justru kami wanti-wanti, kawal dengan baik, jangan diganggu walaupun mereka sendiri yang mengganggu, mengganggu jalan maksudnya, mengganggu publik," ungkapnya.
"Tetapi kami tidak berikan upaya-upaya untuk menekan, upaya-untuk menghalangi. Buktinya apa? Ya beliau datang sampai ke rumahnya ya aman-aman aja selamat," ungkap Moeldoko.
Moeldoko menegaskan tidak perlu ada rekonsiliasi. Saat ini yang diperlukan adalah mengetahui hak dan tanggung jawab sebagai warga dan negara.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News