Suara PPP Bakal Suram Jika Suharso Monoarfa Jadi Ketum

11 September 2020 15:30

GenPI.co - Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Sosial & Kajian Ekonomi Politik (Lanskap) Tarli Nuhroho menyarankan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mencari calon ketua umum yang tidak jago di kandang. 

“Saya kira untuk menyelamatkan suara, PPP harus aktif merekrut tokoh baru yang dikenal dan populer di mata umat dan rakyat. Bukan tokoh yang hanya dikenal di internal mereka saja,” ujar Tarli di Jakarta, Kamis (9/9).

BACA JUGA: Partai Baru Amien Rais Berazaskan Islam Rahmatan Lil Alamin

Tarli mengatakan, jika PPP masih mengandalkan tokoh internal yang tidak dikenal umat dan rakyat sebagai ketua umum, tinggal tunggu saja kehancurannya.

Tarli membeberkan faktanya sejak Pemilu 1999, PPP terus mengalami penurunan suara dan kursi di DPR karena tidak ada tokoh yang layak dan populer untuk menduduki posisi ketua umum.

Pemilu terakhir, suara PPP hanya 6.323.147 atau 4,52 persen suara. Perolehan suara PPP nyaris menyentuh ambang batas parlemen. 

"Bisa dibayangkan jika angka Parliamentary Threshold (PT) naik menjadi 5 persen, maka semakin sulit bagi PPP untuk duduk lagi di parlemen," ungkapnya.

Tarli melanjutkan, tren penurunan suara yang cukup signifikan di setiap pemilu seharusnya menjadi pelajaran sekaligus mencari cara bagaimana PPP bisa bangkit dan menaikan suara.

“Tidak ada tokoh nasional Islam yang menonjol dari PPP. Kalau PPP tidak merekrut tokoh baru sulit bangkit. Mestinya melakukan rekrut tokoh baru. Kemudian memperkuat branding PPP,” jelasnya.

Tarli ingat betul waktu reformasi dulu, PPP berniat untuk merekrut Amien Rais menjadi ketua umum. Entah karena alasan dan faktor apa sehingga Amien Rais tidak jadi. Lalu, lebih memilih mendirikan partai baru yakni PAN.

Lalu, bagaimana jika Suahrso Monoarfa menjadi ketua umum kembali? Tarli memprediksi nasib PPP akan suram. 

“Saya kira sulit bagi PPP untuk tetap mempertahankan suara dan kursi di DPR untuk melampau angka PT, kalau tidak ada suntikan tokoh baru,” katanya.

Suharso, diakui Tarli, memang punya kapasitas dan intelektual. Persoalannya, Suharso bukan figur yang punya kekuatan elektoral untuk mengangkat suara PPP. Apalagi Suharso naik kepemimpinan bukan melalui kontestasi tarung bebas di Muktamar.

BACA JUGA: Kinerja Menteri Lamban, Jokowi Sudah Saatnya Reshuffle Kabinet

“Bisa dibilang Suharso tidak teruji untuk mengangkat suara partai. Saat ini, PPP butuh tokoh populer yang luas bukan tokoh yang hanya dikenal di internal PPP saja,” imbuhnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co