GenPI.co - Peneliti senior Citra Institute Efriza menyoroti langkah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang memerintahkan kepala daerah dari partainya menunda ikut retret di Magelang.
Keputusan Megawati tersebut diambil setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditahan KPK terkait kasus dugaan suap dan perintangan penyidikan.
“Ini sikap Megawati yang menunjukkan emosional dirinya sedang tak stabil,” katanya dikutip dari JPNN.com, Jumat (21/2).
Pendapatnya tersebut karena Megawati mengeluarkan dua arahan pada hari yang sama, Kamis (21/2).
Pertama yakni berpesan supaya kepala daerah DKI Jakarta Pramono Anung dan Rano Karno tidak mengabaikan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Hal tersebut menjelaskan pemerintah daerah merupakan representatif pusat. Arahan itu, menurutnya, menunjukkan pemahaman Megawati pada konstitusi.
Kemudian untuk arahan kedua yakni supaya kepala daerah dari PDIP tak mengikuti kegiatan retret yang dilakukan Presiden Prabowo.
Efriza menyebut penetapan tersangka terhadap Hasto dan penahanannya merupakan masalah personal Sekjen PDIP itu.
“Tak ada hubungannya kasus Hasto yang pribadinya sebagai politisi yang buruk dengan agenda pemerintah pusat,” ujarnya.
Efriza mengatakan Megawati hanya memberi ‘noda’ partai politik yang dipimpinnya, dengan membela satu politisi yang diduga korup.
“Dia (Megawati) selalu bicara ke kadernya, harus kerja untuk rakyat, jangan cari duit. Sayang, arahan akan nilai baik ini diabaikan untuk membela Hasto,” ucapnya. (mcr8/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News