GenPI.co - PT Haka Cipta Loka dan Haka Loka yang merupakan vendor di Kementerian Pertanian menyebut Kementan sampai saat ini masih punya utang Rp 1,6 miliar.
Direktur PT Haka Cipta Loka dan Haka Loka Hendra Putra mengatakan Kementan utang untuk memenuhi permintaan Mentan periode 2019-2023 Syahrul Yasin Limpo (SYL).
“Sisa utang yang belum selesai ke kami per hari ini itu sekitar Rp 1,6 miliar,” katanya dikutip dari Antara, Kamis (23/5).
Hal itu disampaikannya saat menjadi saksi pada sidang kasus pemerasan dan gratifikasi lingkungan Kementan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (22/5).
Dalam BAP, kebutuhan SYL yang harus dipenuhi melalui utang itu yakni pinjaman uang sementara RP 5 juta, pinjam dana Rp 100 juta, sewa mobil Toyota Alphard Rp 43 juta.
Biaya pernikahan cucu SYL Rp 13 juta, dan lainnya. Total Rp 2,15 miliar dan yang telah dibayarkan sekitar Rp 854 juta.
Dia mengungkapkan dirinya meminjamkan uang kepada eks Subkoordinator Pemiliharaan Biro Umum dan Pengadaan Kementan Gempur Aditya karena iba.
Hendra menyampaikan Gempur menceritakan kalau terjebak di lingkungan pimpinan Kementan. Kemudian minta tolong untuk membantu menalangi permintaan pimpinan setiap bukan.
“Pak Gempur sampai bilang semua pimpinan di Kementan iblis. Kemudian meyakinkan kalau (uang pinjaman) akan diganti dari patungan eselon I,” ujarnya.
Gempur akan memberikannya pekerjaan dan juga menjanjikan peminjaman uang tidak lama, karena SYL akan terkena reshuffle kabinet.
Tetapi SYL ternyata tidak jadi terkena reshuffle kabinet, sehingga Hendra juga ikut terbebani secara psikologis.
“Ada dua kali pengumuman (reshuffle) seingat saya. Sampai-sampai saya dan teman-teman teknisi nonton berita rencana reshuffle,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News