GenPI.co - Pengamat politik Boni Hargens mengkritik peran partai politik dalam melawan gerakan radikalisme dan terorisme belum serius. Bahkan, kata Boni, parpol masih mengandalkan simbol agama sebagai alat mobilisasi politik.
"Kejadian penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, membuat kita prihatin sekaligus marah," kata Boni yang juga Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) di Jakarta, Sabtu (12/10).
BACA JUGA:
Wiranto Ditusuk, Nih Fakta dan Analisis Pengamat Terorisme
Begini Respons UNMA Banten Terkait Paham Radikalisme
Boni mengatakan, partai-partai politik yang masih mengandalkan simbol agama sebagai alat mobilisasi politik mesti didorong untuk memiliki komitmen yang lebih besar dalam melawan gerakan terorisme.
"Selama ini, saya melihat hanya beberapa partai yang konsisten dan tegas melawan terorisme seperti, PDI Perjuangan, PKB, dan Partai Golkar," ujarnya.
Boni menegaskan, partai-partai politik lainnya harus lebih serius berperan melawan gerakan radikalisme dan terorisme yang semakin membesar.
"Bagaimana caranya? Mulai dari rekrutmen calon kepala daerah dan calon anggota legislatif, harus dilakukan 'screening' ideologi secara ketat supaya yang figur terpapar radikalisme tidak ikut masuk dan kemudian ikut menguasai ruang kekuasaan," kata Boni.
Boni juga mengingatkan untuk mengevaluasi protokol pengamanan VVIP terhadap pejabat negara, termasuk presiden dan wakil presiden. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News