Ferdy Sambo Ceritakan Kronologi Detik-detik Penembakan Brigadir J

08 Desember 2022 19:10

GenPI.co - Terdakwa Ferdy Sambo menceritakan detik-detik pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang terjadi di rumah dinas Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada 8 Juli 2022.

Sambo mengakui setelah diceritakan Putri Candrawathi soal peristiwa dugaan pelecehan seksual di Magelang.

Dia menyebutkan tak sempat bertemu Brigadir J di rumah Saguling, Jakarta Selatan.

BACA JUGA:  Ferdy Sambo Cerita Soal Pertama Kali Kenal Kuat Maruf

Setelah itu, dia memutuskan untuk menuju Duren Tiga bersama ajudan lainnya, Adzan Romer.

Sambo kemudian melihat Brigadir J di sana dan memutuskan untuk turun mengonfirmasi kejadian tersebut.

BACA JUGA:  Ferdy Sambo Ceritakan Momen Pertama Kali Kenal Bharada E

"Saya turun, kemudian senjata saya jatuh. Saya langsung mengambilnya dan masuk ke rumah Duren Tiga," ucap dia saat bersaksi dalam persidangan terdakwa Kuat Maruf, Ricky Rizal, dan Richard Eliezer di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2022).

Ferdy Sambo menjelaskan senjatanya yang terjatuh merupakan jenis Combat Wilson Kaliber 45.

BACA JUGA:  Putri Candrawathi Mengadu kepada Ferdy Sambo Soal Dugaan Pelecehan Seksual

Sesampainya di dalam, Sambo melihat Ricky masih memarkirkan mobil, kemudian bertemu Kuat Maruf di dapur.

"Saya menyampaikan kepada Kuat, 'Di mana Yosua? Panggil!" ungkapnya.

Sambo menambahkan tak sempat bertemu dengan istrinya saat sampai di dalam.

Dia juga terlebih dahulu bertemu dengan Kuat daripada Eliezer saat di dalam rumah.

Setelah itu, Sambo melihat Richard Eliezer turun dari lantai atas, kemudian Yosua masuk bersama Kuat dan Ricky di belakangnya.

"Begitu masuk saya sudah emosi waktu itu karena mengingat perlakuan Yosua. Saya kemudian berhadapan dengan Yosua dan menyampaikan, 'Kenapa kamu tega sama Ibu,' Yosua kemudian menjawab tak seperti yang diharapkan. Dia malah tanya balik, 'Ada apa komandan?" tegas Sambo.

Sambo menganggap jawaban Brigadir J seperti menantang dan mengaku tidak bisa mengingat lagi perkataan saat itu.

"Saya bilang, 'Kamu kurang ajar' Saya memerintahkan Richard, 'Hajar, Chard,' Setelah itu, Yosua ditembak sambil maju sampai roboh. Itu kejadian cepat sekali tidak sampai sekian detik," ungkapnya.

Sambo menilai saking cepatnya kejadian itu dirinya sampai kaget dan memerintahkan kepada Eliezer untuk berhenti.

"Setelah itu, saat melihat Yosua jatuh dan sudah berlumuran darah, kemudian saya panik dan tidak tahu menyelesaikan penembakan tersebut," kata dia.

Sambo memaparkan berdasarkan pengalamannya pada akhirnya memutuskan untuk membuat kejadian tersebut seakan ada peristiwa tembak-menembak.

Saat melihat senjata Brigadir J di pinggang, Sambo kemudian mengambilnya dan mengarahkan tembakan ke dinding.

Setelah itu, Sambo mengaku juga menembakan ke arah atas lemari sehingga mengira kalau Yosua juga menembak.

"Saya mengambil tangan Yosua, menggenggam senjatanya dan menembakkan ke lemari sebelah atas," imbuh dia.

Sambo menuturkan setelah itu membawa senjata Yosua dengan masker dan meletakkan di sampingnya.

Atas kejadian tersebut, Brigadir J tewas tertembak dan Ferdy Sambo, Richard Eliezer, Kuat Maruf, dan Ricky Rizal didakwa terlibat dalam pembunuhan berencana tersebut.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co