GenPI.co - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai parlemen primitif dan narsis.
Hal tersebut dia ucapkan menyoroti pernyataan Sekjen DPR Indra Iskandar yang mengatakan biaya cetak kalender tahun 2023 senilai Rp 955 juta.
Menurut Lucius, Sekjend DPR terlalu narsis lantaran sangat ngotot mencetak kalender format fisik yang berisi wajah anggota legislatif.
“Terletak di atas kertas dengan wajah-wajah narsis yang mengisi halaman-halaman kalender mestinya adalah cara berpikir primitif di era modern,” ujar Lucius kepada GenPI.co, Rabu (31/8).
Dirinya menegaskan bahwa kalender sudah dengan mudah bisa diakses melalui perangkat teknologi seperti smartphone.
“Dengan smartphone, kalender menjadi sangat fungsional dan praktis. Apalagi tersedia secara gratis,” kata dia.
Oleh sebab itu, dirinya menilai ada banyak hal yang bertolak belakang antara citra DPR dan aktivitas yang dilakukan parlemen.
“Rasanya aneh saja DPR yang katanya modern masih saja mau menghambur-hamburkan kertas dan uang,” ucapnya.
Padahal, menurut Lucius, kalender adalah sesuatu yang mestinya sudah bisa diakses gratis dan mudah melalui HP.
“Cara pikir Sekjen DPR mencetak kalender itu kuno, padahal zaman sudah modern,” ujar Lucius. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News