GenPI.co - Pengamat politik Emrus Sihombing menilai elektabilitas merupakan hasil dari pembicaraan di ruang publik yang kemungkinan didesain sebuah tim.
"Jadi, seolah-olah tokoh tertentu lebih berhasil, baik, dan hebat karena diwacanakan terus menerus," ujar Emrus kepada GenPI.co, Rabu (27/7/2022).
Oleh sebab itu, elektabilitas merupakan hasil konstruksi sosial atau produk manipulasi persepsi publik.
"Itu semua, kan, hanya pencitraan alias pembohongan dan tidak sebagaimana adanya," terangnya.
Menurut Emrus, tidak semua tokoh kepala daerah yang memiliki elektabilitas tinggi bisa dianggap berhasil.
Sebab, masih banyak masalah di daerah, contohnya, yakni tingginya kemiskinan dan hal-hal lain yang belum bisa dianggap baik untuk masyarakat.
"Saya juga ingin mengkritik lembaga survei yang membuat elektabilitas tokoh tinggi setelah itu ikut menjadi tim sukses," ungkap dia.
Dirinya lantas mengimbau masyarakat agar tidak terlalu terpaku kepada elektabilitas.
Dia juga menambahkan, seorang pemimpin harus seperti padi.
"Padi yang berisi selalu menunduk, berbeda kalau padinya kosong. Pasti padi tersebut menjulang ke atas," jelasnya.
Emrus menuturkan seharusnya calon pemimpin yang hebat tidak seharusnya bangga jika masuk di dalam survei.
"Ketika disurvei, pemimpin itu seharusnya bilang agar dirinya tidak perlu disurvei dan tetap membantu rakyat," tandas dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News