GenPI.co - Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad mengomentari reshuffle kabinet Indonesia Maju yang diumumkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada Rabu (15/6).
Ia menyebut langkah Jokowi tersebut sebagai upaya mengakomodasi kepentingan partai politik.
”Nuansa akomodasi politik di situ cukup nyata," ujar Nyarwi kepada GenPI.co, Senin (20/6).
Dirinya mengatakan demikian lantaran Ketum PAN Zulkifli Hasan diberikan jabatan menteri perdagangan.
Selain itu, dugaan tersebut juga diperkuat dengan diangkatnya wakil menteri yang berasal dari PSI, PBB dan, PDIP.
“Bukan PAN saja yang diakomodasi, melainkan partai lain yang tidak memiliki kursi di DPR atau parlemen. Salah satunya, yakni Sekjend PBB Afriansyah Noor," tuturnya.
Nyarwi juga mengatakan diangkatnya Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Thahjanto merupakan upaya memperkuat koneksi Jokowi.
“Pak Hadi sudah lama dekat dengan Presiden Jokowi. Presiden ingin memperkuat barisan orang-orang yang selama ini sudah dekat,” kata dia.
Menurutnya, pergantian menteri perdagangan merupakan jawaban atas kritik masyarakat terkait kelangkaan dan kenaikan minyak goreng.
"Akan tetapi, posisi menteri perdagangan dari kalangan politisi belum tentu menjamin efektivitas," ujar Nyarwi.
Meski demikian, menurutnya, kepentingan politik dalam Kementerian Perdagangan diperkuat dengan masuknya Zulkifli Hasan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News