GenPI.co - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengatakan proses seleksi kualifikasi perusahaan yang ikut pengadaan tender gorden rumah dinas DPR RI cukup aneh.
Menurutnya, DPR tak mampu menganalisis secara tepat perusahaan yang menjadi peserta tender.
Padahal, Lucius menyebut dari 49 perusahaan yang mendaftar, hanya ada tiga yang sampai di tahap seleksi teknis.
Lucius menyebut ketidakmampuan itu terlihat dari keputusan lolosnya PT Bertiga Mitra Solusi yang secara teknis punya kualifikasi di bidang IT dan kontraktor.
"Bagaimana bisa perusahaan IT mengerjakan proyek interior? Apa pula alasan perusahaan yang tidak berkualifikasi mendapatkan proyek gorden tersebut?" ujar Lucius kepada GenPI.co, Selasa (10/5).
Selain soal kualifikasi, Lucius juga mempertanyakan soal harga tender.
Sebab, Lucius mengatakan pemenang tender merupakan perusahaan yang mengajukan harga paling mahal.
"Hal itu jelas melawan prinsip mencari untung. Biasanya proses tender dilakukan supaya bisa memilih yang paling murah, tetapi tetap berkualitas," tuturnya.
Namun, Lucius menduga semua itu diabaikan sehingga harga tertinggi malah dipilih jadi pemenang.
Peneliti itu menilai ada rasa tidak bertanggung jawab atas keuangan negara yang seharusnya bisa dipakai secara efisien.
"Ya, terlihat seperti pemborosan yang dilakukan secara sadar," katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News