GenPI.co - Ketua DPR RI Puan Maharani menjadi sorotan publik. Sebab, beredar foto Puan sedang menangis pada saat kenaikan BBM pada era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Merespons hal itu, Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga ikut buka suara.
Menurut Jamiluddin Ritonga, situasi dulu dan sekarang membuat Puan Maharani menanggapi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dengan cara berbeda.
"Ketika Puan masih menjadi oposisi di era SBY, dia tanggapi dengan tetesan air mata menolak BBM," jelas Jamiluddin Ritonga kepada GenPI.co, Sabtu (2/4).
Namun, sejak Puan Maharani menjadi pendukung pemerintah, tak ada lagi air mata yang jatuh saat pengumuman kenaikan BBM.
"Bahkan, Puan dengan gampangnya mengaminkan kenaikan BBM," tegas Jamiluddin Ritonga.
Oleh karena itu, dosen Universitas Esa Unggul menyebut perbedaan sikap Puan Maharani wajar mendapat kritik pedas dari masyarakat.
Pasalnya, Jamiluddin Ritonga menilai air mata Puan Maharani saat itu bukan karena pedih melihat rakyat makin susah, tapi karena kenaikan BBM.
"Air mata Puan akhirnya dimaknai masyarakat hanya untuk kepentingan politik," jelas Jamiluddin Ritonga.
Menurut Jamiluddin Ritonga, wajar masyarakat merasa kecewa atas perbedaan sikap Puan Maharani tersebut.
"Puan dinilai bukan memperjuangkan masyarakat, tapi air matanya hanya pencitraan semata," kata Jamiluddin Ritonga.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News