GenPI.co - Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA 212) Slamet Maarif membuat pernyataan tegas soal keputusan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang memperbolehkan keturunan PKI masuk jadi anggota TNI.
Pentolan 212 itu mengatakan pihaknya menduga keputusan ini sebagai bentuk keberadaan PKI dan komunis disekitar kekuasaan.
"(PKI dan Komunis) Diduga kuat sudah ada di sekitar kekuasaan," kata Slamet Maarif di Jakarta, Jumat (1/4).
Dia mengungkapkan rakyat makin menyadari keberadaan PKI dan komunis yang tengah bangkit di sekitar mereka.
"Semoga rakyat makin sadar kalau PKI dan komunis itu ada dan bangkit," tegasnya.
Slamet Maarif menyatakan jika kebangkitan komunis bahkan telah berada di tahap bahaya.
Karena itu, dia menyatakan keprihatinannya terkait keputusan Jenderal Andika Perkasa membuka kesempatan keluarga atau keturunan para anggota PKI pada tahun 1965 dan 1966 menjadi anggota TNI.
Slamet Maarif pun mengingatkan Jenderal Andika Perkasa terkait keberadaan Ketetapan atau Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1965 yang mengatur larangan PKI.
"Apa Andika lupa Tap MPRS Nomor 25 Tahun 1965 soal larangan PKI? Itu, belum dicabut," ucapnya.
Menurut Slamet Maarif, PA 212 menolak keputusan Jenderal Andika Perkasa yang mengizinkan atau memperbolehkan keturunan anggota PKI menjadi prajurit TNI.
"Apa ada jaminan anak keturunan tidak berideologi komunis? Faktanya banyak anak keturunan yang terlihat membangkitkan ideologi dan paham PKI,” pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News