GenPI.co - Stok minyak goreng kemasan mulai ramai di pasaran usai kebijakan harga eceran tertinggi dicabut Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Juru Bicara DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sigit Widodo mengaku kebijakan tersebut cukup baik karena fenomena kelangkaan minyak goreng mulai mereda.
"Saya pikir kebijakan yang sekarang sudah jauh lebih baik," ujar Sigit kepada GenPI.co, Kamis (24/3).
Namun, Sigit mengaku pihaknya memberi imbauan tegas kepada aparat negara untuk mengawasi peredaraan minyak goreng di pasaran.
Sebab, kata dia, ada potensi minyak goreng kemasan yang mulai ramai di pasaran disalahgunakan pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan berlebih.
"Kebijakan ini harus dibarengi dengan pengawasan ketat dari seluruh aparat negara agar peredaraan minyak goreng curah tetap taat aturan dan tidak diselewengkan," jelasnya.
Sigit lantas menekankan kepada para pelaku produsen minyak goreng agar tidak berlaku curang terkait kebijakan yang ada.
Menurutnya, masyarakat kalangan ke bawah perlu mendapat hak membeli minyak goreng dengan harga murah.
"Jangan sampai ada yang nakal mengoplos, atau mengemas ulang dengan botol plastik lalu menjualnya dengan harga yang di atas HET, padahal isinya minyak goreng curah bersubsidi," imbuhnya.
Seperti diketahui, kebijakan satu harga minyak goreng kemasan sebelumnya telah dicabut Kemendag. Usai kebijakan itu dicabut, minyak goreng pun mulai ramai terlihat di pasaran. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News