GenPI.co - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk selalu berbenah diri agar Indonesia bisa menjadi negara yang tangguh dalam menghadapi bencana.
Ada lima poin yang disampaikan Presiden Jokowi kepada Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto.
Pertama, budaya kerja BNPB harus lebih siaga, antisipatif, adaptif, dan responsif.
“Budaya ini penting, karena bencana datangnya tiba-tiba, bahkan bisa muncul bencana yang tak pernah terduga sebelumnya,” ujar Jokowi dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2022, Rabu (23/2).
Kedua, orientasi pada pencegahan harus diutamakan, kecuali untuk bencana alam yang tak dapat dicegah, seperti gempa bumi dan letusan gunung berapi.
“Namun, banyak juga bencana yang bisa dicegah, seperti banjir dan longsor. Penanaman vetiver, pendalaman sungai, dan pelestarian lingkungan harus digalakkan,” ungkap Jokowi.
Ketiga, infrastruktur untuk mengurangi risiko bencana harus terus ditingkatkan secara bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat.
Misalnya, penanaman vegetasi penghalang ombak tsunami dan taifun, baik mangrove, nipah, cemara pantai, ketapang, hingga kelapa.
“Instrumen peringatan dini bencana juga harus terus disiapkan dan dicek secara rutin. Kita kerap tak disiplin dalam pengecekan alat peringatan dini bencana alam,” tuturnya.
Keempat, BNPB harus aktif mengajak seluruh aparat pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan pembangunan yang berorientasi pada tangguh bencana.
“Perizinan usaha yang dikeluarkan juga harus mempertimbangkan ketangguhan bencana. Pembangunan infrastruktur harus mengurangi risiko bencana, bukan menambah bencana,” beber Jokowi.
Kelima, bangun sistem edukasi kebencanaan yang berkelanjutan sesuai kearifan lokal, terutama di daerah-daerah rawan bencana.
“Edukasi dan budaya sadar kebencanaan harus dimulai sejak dini, dari individu, keluarga, komunitas, sekolah, hingga lingkungan masyarakat,” kata Jokowi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News