GenPI.co - Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul memberi tanggapan terkait proyek Formula E Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dirinya setuju dengan pernyataan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi yang mengatakan event tersebut beraroma politik.
Namun demikian, Adib mewajarkan karena itu dilakukan mengingat Anies dikenal sebagai Capres.
Lantaran, Anies Baswedan dianggap dari kalangan oposisi.
"Apapun framing kebijakannya pasti dibenturkan dengan pemerintahan pusat. Itulah salah satu cara menekankan bahwa dia oposisi," ujar Adib kepada GenPI.co, Minggu (6/2/2022).
Oleh sebab itu, Anies harus membuat keberhasilannya berubah menjadi suara elektoral sebagai batu pijakan agar dirinya bisa ikut perhelatan Pilpres 2024.
"Jadi, dia juga harus punya sesuatu yang bisa ditawarkan. Seperti Jakarta International Stadium (JIS) dan Formula E," ungkap dia.
Sehingga, hal itu sangat wajar mengingat banyak gubernur lain melakukan hal serupa, yakni mengeklaim keberhasilannya untuk mendapatkan simpati maskarakat.
"Orang sekelas gubernur membuat lampu-lampu di sekitaran JPO saja dikapitalisasi kok oleh para pendukungnya. Jadi, kesuksesan Formula E ini sangat penting bagi Anies," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyebut Formula E merupakan peristiwa politik.
Bahkan, dia juga menyebut kalau kalangan investor tidak ingin memberi sponsor Formula E karena takut terlibat kegaduhan politik.
Menurut dia, awal mula Formula E menjadi agenda politik adalah saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengundang tujuh fraksi DPRD DKI Jakarta untuk makan malam.
"Setelah waktu itu semua terkait Formula E adalah peristiwa politik," imbuh Prasetio.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News