GenPI.co - Pemindahan ibu kota negera (IKN) ke Kalimantan Utara menjadi pembahasan menarik oleh banyak pihak, termasuk oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menyebut jika dulunya ada 3 lokasi yang dipilih untuk menjadi IKN sebelum Jakarta. Hal ini berdasarkan kajian sejarah pada masa pemerintahan kolonialisme.
Ridwan Kamil menyebut 3 lokasi yang sempat disurvei untuk dijadikan ibu kota yakni Bandung, Malang dan Surabaya.
"Saat ada pandemi namanya malaria yang mati itu ribuan jadi diputuskanlah oleh pemerintah kolonial memindahkan ibu kota di survei di tiga lokasi Malang, Surabaya, Bandung," kata Ridwan Kamil dalam keterangan resminya dikutip ANTARA, Rabu (26/1).
Rencana pemerintahan kolonial saat itu memindahkan ibu kota ke Bandung terbukti dengan mulai berpindahnya kantor pemerintahan hingga markas militer.
"Pindahlah semua militer di Indonesia ngumpulnya di Bandung dan Cimahi. Pindahlah Kementerian Perhubungan, makanya PT KAI sampai sekarang kantor pusatnya di Bandung,” paparnya.
"Akan tetapi Jepang keburu datang. Terputuslah ibu kota negara versi pemerintah kolonial itu oleh takdir sejarah. Jadi Jakarta itu tidak pernah di desain sebagai ibu kota," lanjut Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil mengatakan pada intinya pemerintah Indonesia belum punya ibu kota yang secara fundamental mewakili nilai kebangsaan.
Akibatnya, Jakarta berkembang menjadi mesin ekonomi dominan dan mengambil banyak peran sangat besar.
"Republik ini sebelumnya tidak pernah punya sejarah mendesain ibu kotanya yang benar fundamental dan mewakili semua nilai kebangsaan, itu belum pernah ada di Jakarta," jelasnya.(*) ANT
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News