GenPI.co - Akademisi politik TB. Massa Djafar menilai bahwa masyarakat Indonesia akan selalu bisa menemukan cara untuk menegakkan demokrasi di tanah air.
Pasalnya, ekspektasi dan obsesi masyarakat dalam menjalankan demokrasi di Indonesia sangat besar.
Di sisi lain, kemampuan pemerintah dalam menjalankan demokrasi tak kunjung menunjukkan progres.
“Para oligarki tentu tak akan bisa tenang dengan gejolak yang terus timbul di masyarakat, apalagi menjelang Pilpres 2024,” ujarnya kepada GenPI.co, Minggu (2/1).
Menurut Massa, pemerintahan yang oligarkis terbentuk akibat adanya ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) dan elektoral (electoral threshold) 20 persen.
Ambang batas itu membuat para elite politik bersatu untuk menyusun rencana agar bisa memenuhi ambang batas dan menduduki posisi strategis di pemerintahan.
“Hasil rembukan itu akan terlihat dari produk kebijakan yang hanya mementingkan para oligarki dan mengabaikan kepentingan rakyat,” ungkapnya.
Kondisi tersebut membuat check and balances yang seharusnya terjadi di negara demokratis tak berjalan dengan semestinya di Indonesia.
“Keseimbangan yang tak ada akhirnya membuat aspirasi masyarakat tak tertampung dan terealisasikan,” tuturnya.
Masyarakat kini juga tengah mengalami krisis sosial dan ekonomi akibat pandemi covid-19.
Sementara itu, para elite politik dan pengusaha bisa seenaknya melakukan bisnis alat kesehatan di tengah kesulitan masyarakat.
“Lagi kondisi begini, masak menterinya bisnis alat tes PCR? Keterlaluan sekali itu,” paparnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News