GenPI.co - Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyoroti kriteria presiden cerdas yang diinginkan oleh masyarakat.
“Cerdas itu masih koma, harusnya cerdas dengan visi kebangsaan. Pemimpin yang kita butuhkan adalah pemimpin yang berkarakter,” ujar Siti Zuhro, Minggu (19/12).
Menurutnya, masyarakat butuh pemimpin tidak sekadar cerdas, akan tetapi yang benar-benar visioner dan punya empati.
“Karena, dengan keadaan ekonomi seperti sekarang ini senantiasa akan ada kerusuhan. Bahkan, revolusi bukan hal yang tidak mungkin,” katanya.
Dirinya lantas memberi contoh seperti kesenjangan luar biasa yang terjadi pada 1998. Menurutnya, saat itu, dolar sudah naik menjadi Rp 16 ribu sehingga masyarakat tidak tahan lagi.
“Itu, mulai ada desakan untuk mosi tidak percaya kepada pemerintah menjadi tinggi. Sehingga, terjadi perkawinan antara tekanan ekonomi dan politik,” ucapnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, bukan hanya politik yang memulai, akan tetapi kegagalan ekonomi juga menjadi faktor penentu terjadinya kerusuhan.
“Kita jangan terpesona hanya karena urusan popularitas. Siapapun yang memilih hanya karena popularitas itu akan sangat menyesatkan,” ujarnya.
Sebab, dirinya khawatir popularitas dan elektabilitas saja yang menjadi ukuran dalam memilih sosok pemimpin tanah air.
“Kualitas yang kita inginkan, bukan popularitas. Kita agar pemimpin nasional mampu secara visioner membuat inovasi atau terobosan yang out of the box,” tandas Siti Zuhro. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News