GenPI.co - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun ikut buka suara menyebut peniadaan presidential threshold akan menetaskan salah satu dari sepuluh politisi potensial untuk menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.
Kesepuluh nama itu adalah Airlangga Hartarto, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Gatot Nurmantyo, Prabowo Subianto, Puan Maharani, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa, Sandiaga Uno, Rizal Ramli.
"Belum lagi ketambahan Muhaimin Iskandar dan Zulkfili Hasan. Sudah ada 12 nama potensial yang dinilai layak untuk jadi calon presiden," jelas Refly Harun di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (19/12).
Menurut Refly Harun, presidential threshold akan membatasi slot untuk bibit-bibit baru pemimpin Indonesia dan mereka tidak akan bisa menetas, alias kalah sebelum perang.
"Intinya pada prinsip saja, bukannya pada orangnya. Prinsip demokrasi itu adalah partisipatif, fair of competition, dan harus ada keterbukaan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Refly Harun menegaskan, bahwa ambang batas presiden 20 persen tak bisa menciptakan kepemimpinan yang jujur, amanah, dan partisipatif.
Pasalnya, secara hitungan matematika, 20 persen hanya memungkinkan empat calon presiden yang maju dalam pilpres.
"Dari empat slot itu, sangat mungkin juga untuk diperas lagi menjadi dua calon," tegasnya.
Refly Harun mengatakan bahwa demokrasi tak bisa hanya ditentukan oleh segelintir orang saja.
"Pencalonan tertutup itu tak didasarkan pada kompetisi politik yang demokratis, baik internal maupun eksternal partai," katanya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News