GenPI.co - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan bahwa jumlah pelayanan sertifikasi impor hasil perikanan menurun selama 2021.
Pada 2020, jumlah impor produk perikanan secara volume sebanyak 288,39 ribu ton. Kini, jumlah impor produk perikanan turun secara volume menjadi 203,68 ribu ton.
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP Rina mengatakan bahwa ada sepuluh komoditas utama yang masuk ke Indonesia.
Kesepuluh komoditas itu adalah tepung ikan, bahan baku pakan, makarel, cakalang, tepung cumi, sarden, minyak ikan, salmon, pakan udang, dan tuna.
Rina mengatakan bahwa dari sepuluh komoditas itu, yang mengalami kenaikan hanya makarel dan bahan baku pakan.
“Ini memberikan gambaran bahwa kita sudah makin bisa mandiri dalam perikanan dan kelautan, baik hasilnya atau bahan baku pakan,” ujarnya dalam Konferensi Pers Catatan Akhir Tahun dan Proyeksi 2022, Kamis (16/12).
Meskipun begitu, pelayanan sertifikasi ekspor hasil perikanan selama 2021 juga ikut turun. Meskipun begitu, nilai jualnya naik.
Pada 2020, tercatat jumlah ekspor hasil perikanan secara volume adalah 1.300,72 ribu ton. Kini, jumlah ekspor hasil perikanan ikut turun secara volume menjadi 1.218,75 ribu ton.
“Misalnya, udang vaname. Volume ekspornya turun dari 212.086,53 ton pada 2020 dan jadi 203.368,85 pada 2021. Namun, nilai jualnya naik dari 1.667,33 juta USD pada 2020 jadi 1.708,22 juta USD,” ungkapnya.
Hal tersebut pun berlaku terhadap sembilan komoditas utama ekspor lainnya, seperti tuna, cumi-cumi, rajungan, rumput laut, cakalang, kepiting, udang windu, layur, dan gurita.
“Ini memberikan indikasi bahwa produk perikanan Indonesia makin tinggi nilainya di pasar global,” paparnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News